Perupa Indonesia Tampilkan Karya Mereka di Festival Seni Internasional Europalia

207

Kemudian Emiria, setelah sempat tinggal di Brussels, ia menghabiskan seluruh hidupnya di Indonesia, memimpikan pendidikan yang lebih maju di Belanda.

“Dengan cara berbeda, seniman-seniman itu hidup dalam ketegangan kolonialisme, baik di Indonesia maupun di luar negeri,” ujar Charles lagi.

Lukisan dan sketsa yang dipamerkan merupakan koleksi Istana Kepresidenan, Galeri Nasional Indonesia, OHD Museum, Galeri Nasirun, dan S.Sudjojono Center.

Selain karya lukisan dan sketsa, pameran ini juga menampilkan karya instalasi baru dari para perupa lintas generasi Indonesia diantaranya FX Harsono, Agung Kurniawan, Mella Jaarsma, Saleh Husein, Maryanto, Antariksa, Dea Aulia Widyaevan, Leonardiansyah Allenda, Lifepatch, Timoteus Anggawan Kusno dan Octora Chan.

Pameran POT sebagai rangkaian Festival Seni Europalia menjadi penting untuk menampilkan karya-karya para perupa Indonesia mulai dari modern hingga kontemporer. Mahendra/Kemendikbud
Pameran POT sebagai rangkaian Festival Seni Europalia menjadi penting untuk menampilkan karya-karya para perupa Indonesia mulai dari modern hingga kontemporer. Mahendra/Kemendikbud

Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadjamuddin Ramly menyampaikan, Pameran POT sebagai rangkaian Festival Seni Europalia menjadi penting untuk menampilkan karya-karya para perupa Indonesia mulai dari modern hingga kontemporer.

Isu yang diangkat juga menarik, bagaimana para perupa Indonesia baik yang modern hingga kontemporer memiliki posisi tawarnya masing-masing terhadap kolonialisme.