Kuliah Umum Bersama Dubes RI Untuk Uni Eropa, Belgia, dan Luksemburg

354

Menurut pria kelahiran Jambi 56 tahun silam ini, salah satu peluang yang dapat dimanfaatkan kedua pihak adalah penyelenggaraan Human Rights Dialogue antara Indonesia dan Uni Eropa.

Melalui dialog ini, kedua pihak dapat berkolaborasi untuk membuat rekomendasi-rekomendasi kebijakan perdamaian atas sejumlah kasus pelanggaran hak azasi manusia.

Di samping itu, kata Yuri, Human Rights Dialogue dapat dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan citra dan pengaruhnya di mata internasional.

Lebih jauh Yuri memaparkan, jalinan kemitraan Indonesia dan Uni Eropa bagaimanapun tidak bias terlepas dari sejumlah tantangan.

Penyelesaian problem Islamophobia adalah contoh nyatanya.

Dalam analisa Yuri, kemunculan fenomena ini tidak terlepas dari sejumlah hal.

Pertama, adanya realita hegemoni partai-partai sayap kanan yang begitu sinis terhadap keberadaan kaum Muslim di Eropa.

Kedua, melalui adanya larangan untuk mengenakan hijab di negara seperti Perancis.

Yuri menilai, jika tidak segera ditangani, fenomena ini bukan tidak mungkin akan menggerus makna demokrasi, khususnya di Uni Eropa, ke depan.

Oleh karena itu, mantan Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI ini berharap Uni Eropa dapat berkoordinasi lebih lanjut dengan Indonesia untuk menuntaskan permasalahan itu. (dio)