Sultan HB X : Banyak Pihak Berkontribusi Bantu Desa Miskin

403

Upaya Kembangkan Desa Wisata Budaya

Festival Pesona Gedangsari digelar sebagai upaya pengembangan Desa Tegalrejo menjadi Desa Wisata Budaya yang mandiri dengan menampilkan produk unggulan berbasis kearifan lokal, meliputi seni budaya, pendidikan, dan kesejahteraan masyarakat

Ketua Pengurus YPA-MDR Arietta Adrianti menyampaikan, Festival Pesona Gedangsari merupakan gagasan dari institusi yang dipimpinnya, yaitu YPA-MDR bersama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang disiapkan dalam waktu tiga bulan. Tujuannnya untuk menampilkan seluruh potensi di Gedangsari yang telah memiliki kearifan lokal sehingga perlu diangkat ke publik luas, bahkan untuk masyarakat dunia. Program utama mereka adalah pengentasan kemiskinan.

Maka, tim yang terdiri dari Heri Dendi, Robby, dan stakeholder terkait pengembangan bidang pariwisata, berkolaborasi dan bersinergi untuk melakukan pembinaan kepada kelompok masyarakat melalui pembentukan Pokja (Kelompok Kerja) dengan melihat berbagai potensi daerah, antara lain Pokja Pelestarian Batik, Pokja Pengolahan Makanan, Pokja Seni Budaya, Pokja Kerajinan, dan Homestay yang dimotori juga oleh Komite Sekolah binaan YPA-MDR.

“Kami sudah mulai sejak 10 tahun lalu, pascapemberian bantuan pendidikan untuk SD dan SMP dan disusul tingkat SMK pada 2011. Bantuan pendidikan diberikan untuk peningkatan kualitas SDM baik untuk guru, siswa melalui pola pembinaan empat pilar yang terintegrasi di dalamnya dan berkelanjutan, yaitu pilar akademis, karakter, kecakapan hidup,dan seni budaya,” ucap Arietta.

Gubernur DIY Sultan HB X tengah berdialog dengan salah seorang pembatik yang diajarkan melalui mata ajar prakarya wajib mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMK, Teaching Factory (persiapan bekerja) maupun lanjut usia (Foto R Toto Sugiharto/KAGAMA)
Gubernur DIY Sultan HB X tengah berdialog dengan salah seorang pembatik yang diajarkan melalui mata ajar prakarya wajib mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, SMP, SMK, Teaching Factory (persiapan bekerja) maupun lanjut usia (Foto R Toto Sugiharto/KAGAMA)

Program Corporate Social Responsibility (CSR) pendidikan dari Astra, lanjut Arietta, konsisten pada area binaan di lingkungan sekolah dengan konsep Sekolah Eskalator. Yakni, sekolah dengan pola pembinaan dan pendampingan yang berjenjang dan berkelanjutan, yang dapat berdampak pada pemberdayaan masyarakat menuju kesejahteraan masyarakat sekitarnya, di mana terdapat senam SD Negeri, satu SMP Negeri, dan satu SMK Negeri binaan Astra.

Karenanya, Arietta menambahkan, program CSR dari YPA-MDR diharapkan mampu menciptkaan SDM berkualitas, yaitu SDM yang memiliki keterampilan membangun daerahnya dan menciptakan lapangan kerja di daerah. “Ini bentuk kongkret kepedulian Astra sejak 10 tahun lalu, bahwa yayasan pendidikan mampu berkontribusi pada pemberdayaan masyarakat Gedangsari, khususnya di Tegalrejo. Dengan rintisan desa wisata diharapkan jadi tonggak untuk destinasi wisata baru dengan berbagai potensinya,” ungkapnya.

Festival Pesona Gedangsari meliputi Parade Seni dan Budaya Gedangsari, seperti wayang kulit dengan dalang dari warga setempat, reog jatilan, pameran kearifan lokal kerajinan produk, seperti kerajinan bambu, kampung batik, penanaman seanyak 2.000 batang pohon pewarna alami, serta makanan olahan, seperti makanan berbahan garut, psaing, singkong, dan lainnya. Selain itu, juga pemberian rekor MURI untuk kegiatan Fashion Show in the Forest (Wanajati) pertama di dunia dan Membatik Lintas Usia yang didemonstrasikan oleh132 orang dari anak usia dini (PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini) hingga lanjut usia, yaitu 79 tahun. [rts]