Menteri Basuki Hadiri Pengukuhan Prof. Sarwono sebagai Guru Besar Manajemen Konstruksi

1332

JAKARTA, KAGAMA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memberikan perhatian besar bagi dunia pendidikan di Indonesia.  Di antara jadwalnya yang padat, pada  Sabtu (19/8/2017), Menteri Basuki menghadiri Pengukuhan Guru Besar Tetap Bidang Manajemen Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana kepada Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjomuljadi ,M.T., M.H. yang juga merupakan Staf Khusus Menteri PUPR.

“Selamat kepada Pak Sarwono, you deserve it! Pendidikan sangat penting di negeri ini dan Pak Sarwono ini selain menjadi dosen, juga menjadi penulis. Buku-buku karyanya sudah lebih dari 20 buah dan akan sangat berguna bagi Indonesia serta secara khusus bagi Kementerian PUPR,” ungkap Menteri Basuki.

Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjomuljadi ,M.T., M.H. yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana juga merupakan Staf Khusus Menteri PUPR (Foto ISTIMEWA)
Prof. Dr. Ir. Sarwono Hardjomuljadi ,M.T., M.H. yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Manajemen Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana juga merupakan Staf Khusus Menteri PUPR (Foto ISTIMEWA)

Meski sudah menjadi Guru Besar, Menteri Basuki berharap hal tersebut bukan menjadi akhir dari pembelajaran apalagi di sektor konstruksi yang menjadi bidang Prof. Sarwono, karena permasalahan yang dihadapi semakin komplek. “Masyarakat konstruksi di Indonesia makin sadar akan hak dan kewajibannya, sementara masalah yang dihadapi juga makin komplek,” jelas Menteri Basuki.

Dalam acara tersebut, Prof. Sarwono menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Kontrak Lumpsum pada Pekerjaan Konstruksi di Indonesia (Berdasarkan Fidic Conditions of Contract dan Perundangan terkait).

Menteri Basuki berharap dengan menempati posisi sebagai Guru Besar  bukan menjadi akhir dari pembelajaran Prof Sarwono, apalagi permasalahan di sektor konstruksi  semakin komplek (Foto ISTIMEWA)
Menteri Basuki berharap dengan menempati posisi sebagai Guru Besar bukan menjadi akhir dari pembelajaran Prof Sarwono, apalagi permasalahan di sektor konstruksi semakin komplek (Foto ISTIMEWA)

Kontrak Lumpsum adalah suatu kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga total penawaran yang pasti dan tetap. Dengan demikian, semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan tersebut sepenuhnya ditanggung oleh penyedia jasa yang melakukan kontrak tersebut, sepanjang lingkup pekerjaan atau gambar dan spesifikasi tidak berubah.

Menteri Basuki  menandatangi prasasti peresmian gedung Laboratorium dan Asrama Mahasiswa Universitas Mercu Buana (Foto ISTIMEWA)
Menteri Basuki menandatangi prasasti peresmian gedung Laboratorium dan Asrama Mahasiswa Universitas Mercu Buana (Foto ISTIMEWA)

Prof. Sarwono meneliti masalah kontrak konstruksi utamanya FIDIC Conditions of Contract yang umumnya dipakai sebagai rujukan di Indonesia namun belum dipahami secara subtantif. Penambahan/ penggantian/ penghapusan klausul sesuai model kontrak FIDIC Conditions of Contract yang sekilas tampak menguntungkan pengguna jasa, pada praktiknya justru akan menimbulkan masalah yang berujung pada sengketa.

Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Sarwono memaparkan, pelaksanaan konstruksi besar milik pemerintah, di antaranya Kementerian maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dikerjakan oleh pihak lain yang ditunjuk sebagai penyedia jasa kontraktor melalui suatu kontrak konstruksi, yang dalam pelaksanaannya hampir semua konstruksi mengacu pada FIDIC Conditions of Contract sebagai suatu “model law”, yang merupakan syarat mutlak keberhasilan suatu konstruksi.

Setiap tahunnya Kementerian PUPR melelang 10.000 hingga 12.000 paket pekerjaan pembangunan infrastruktur di Indonesia, baik bidang jalan, jembatan, waduk, dan juga perumahan baik tapak maupun rumah susun.

Pemikiran Prof. SArwono menurut Menteri Basuki sangat dibutuhkan, mengingat masyarakat konstruksi di Indonesia semakin sadar akan hak dan kewajibannya, sementara masalah yang dihadapi juga semakin komplek (Foto ISTIMEWA)
Pemikiran Prof. SArwono menurut Menteri Basuki sangat dibutuhkan, mengingat masyarakat konstruksi di Indonesia semakin sadar akan hak dan kewajibannya, sementara masalah yang dihadapi juga semakin komplek (Foto ISTIMEWA)

Menteri Basuki didampingi Inspektur Jenderal Kementerian PUPR Rildo Ananda Anwar, Direktur Jenderal Cipta Karya Sri Hartoyo, Direktur Jenderal Bina Konstruksi Yusid Toyib, Kepala Balitbang Danis H. Sumadilaga, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Hubungan Antar Lembaga Luthfiel Annam Achmad, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi Industri dan Lingkungan Khalawi AH.

Dalam acara tersebut, Menteri Basuki juga menandatangi prasasti peresmian gedung laboratorium dan Asrama Mahasiswa Universitas Mercu Buana. Laboratorium yang diresmikan diperuntukan bagi mahasiswa teknik dan diharapkan mampu menambah kemampuan mahasiswa universitas tersebut.

Sementara asrama berkapasitas 50 orang sudah dilengkapi meubelair dan diperuntukan bagi hunian mahasiswa asing.(*)

Sumber : Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR