Alih Fungsi Lahan Tingkatkan Laju Erosi Sub DAS Ngujung Jawa Timur

292
Drs.Didik Taryana, M.Si., meraih gelar Doktor setelah lulus saat Ujian Terbuka Program Doktor di Fakultas Geoagrafi UGM.

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Laju erosi di sub daerah aliran sungai (DAS) Ngujung, Kota Batu, Jawa Timur terus meningkat. Alih fungsi hutan menjadi lahan tegalan dan kebun menjadi penyebab peningkatan laju erosi di kawasan tersebut.

Data Ditjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) tahun 2008 mencatat laju erosi di DAS Brantas hulu, termasuk sub DAS Ngujung sebesar 118,608 ton/ha/tahun. Padahal erosi yang diperbolehkan sebesar 13,23 ton/ha/tahun sehingga indeks erosi sebesar 88,2%.

“DAS akan kritis jika alih fungsi lahan tidak terkendali dan dalam pengolahan lahan dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Misalnya saja penanaman wortel, kembang kol, dan kubis pada petak-petak lahan yang dibuat searah dengan kemiringan lereng,” papar Dosen Jurusan Geografi FIS Universitas Negeri Malang, Drs.Didik Taryana, M.Si., saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Geoagrafi UGM, Selasa (15/8).

Menurut Didik, upaya pengendalian laju erosi perlu dilakukan salah satunya dengan penerapan model prediksi laju erosi secara spasial maupun temporal. Hal tersebut penting dilaksanakan agar dapat mengetahui unit lahan yang berkontribusi besar terhadap erosi.

Melakukan penelitian prediksi laju erosi di sub DAS Ngujung dengan menggunakan model WEPP, Didik menemukan fakta bahwa prediksi laju erosi secara spasial terbesar pada unit lahan V2/Andisol/III/KBN sebesar 91,25 ton/ha/tahun dengan pola tanaman wortel, brokoli, dan kubis.

Di unit lahan V3/Andisol/IV/SMK sebesar 39,52 ton/ha/tahun dengan pola tanaman brokoli, kubis, brokoli. Sementara pada unit V3/Andisol/III/SMK sebesar 27,15 ton/ha/tahun dengan pola tanam, jagung,sawi, ketela, jagung.

Didik menilai, secara temporal laju erosi tinggi terjadi pada bulan Januari sampai Juni. Sedangkan jenis tanaman yang memiliki tren erosi tinggi meliputi brokoli, wortel, kubis, serta sawi.

“Integrasi laju erosi dengan pola tanam, jenis tanaman, dan pengolahan lahan, serta pelaksanaan rencana tata ruang wilayah dapat menurunkan laju erosi sampaitingkat yang diperbolehkan,” tuturnya.
Sumber : Humas UGM