Menteri dan Gubernur Jateng Beri Masukan kepada Almamater

206

BULAKSUMUR, KAGAMA – Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) dan segenap sivitas akademika UGM berkesempatan bertatap muka dan berdialog dengan alumni UGM yang memegang jabatan di kementerian Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo pada forum Teras Kita yang dihelat Harian Kompas bekerjasama dengan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP Kagama) dan Rektorat UGM, Sabtu (12/8/2017) di Balairung, Gedung Pusat UGM, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta.

Menteri yang hadir sebagai narasumber dalam forum dialog bertajuk “Refleksi 72 Tahun Indonesia Merdeka: Kerja Bersama untuk Kejayaan Indonesia”, antara lain Menteri Luar Negeri Retno Masrudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. Sedangkan narasumber lainnya yang juga alumni UGM adalah Mardiasmo, Wakil Menteri Keuangan serta Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.

Pada kesempatan itu narasumber menyampaikan hasil capaian masing-masing kementerian. Selain itu, mereka juga menyampaikan masukan seputar reformasi pendidikan, khususnya untuk almamater mereka agar selalu mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.

Basuki misalnya, mengusulkan UGM membuka seluas-luasnya program studi terapan, seperti Sekolah Vokasi, terutama yang lebih spesifik untuk pemecahan permasalahan di sektor kerja. Selain itu, perlu pula mengevaluasi kurikulum dan sistem pendidikan nasional.

Masukan tersebut disampaikan Basuki setelah mendengar tanggapan dari audiens, seperti Prof. Dr. Tadjuddin Noer Effendi dan Prof. Dr. H. Bambang Purwoko, S. E., M. A.. antara lain, masalah angka pengangguran yang masih lebih dari 50 persen.

“Pendidikan harus kita sesuaikan dengan tantangan sekarang. Seperti Pak Presiden bilang, ini kurikulum harus dievaluasi, karena ternyata Undang-Undang Sistem Pendidikan sangat rigid dan PP juga rigid. Dari ekonomi, ada manajemen pembangunan dan akuntansi. Apakah sudah jawab tantangan ini? Jadi, kita introspeksi supaya bisa kita lihat tantangannya. Di Fisipol ada Administrasi Negara, apa tantangannya? Kenapa tidak ada logistik, animasi, ternyata selalu pesoalan di Undang-Undangnya yang tidak memungkinkan,” ungkap Basuki.

Basuki juga memberikan tips keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur, antara lain dengan empat terobosan. Yakni, regulasi dengan terobosan dalam pembebasan lahan, banyak sekali regulasi yang disederhanakan. Berikutnya, terobosan inovasi teknologi, menyusul kemudian, inovasi pembiayaan, dan  gaya kepemimpinan.

Sementara itu, Ganjar Pranowo mengungkap problem politik di daerah yang masih dibatasi sekat cukup tinggi, terutama di kalangan perangkat desa. Kalangan perangkat desa banyak yang terjerat penyalahgunaan dana desa akibat masih kuatnya sekat-sekat  yang menyulitkan interaksi dan komunikasi, baik sesama aparatur pemerintahan maupun dengan masyarakat. Keberhasilan dalam penyelesaian masalah, menurut Ganjar lebih pada pengutamaan capaian target sehingga harus mereformasi birokrasi. [rts]