“Revollars”, Kota Bertingkat versi Mahasiswa UGM

204

BULAKSUMUR, KAGAMA – Populasi penduduk di berbagai belahan dunia semakin bertambah. Populasi penduduk dunia saat ini telah mencapai angka lebih dari 7,5 miliar jiwa. Bahkan, PBB memerkirakan populasi penduduk dunia akan mencapai angka 9,7 miliar pada 2050.

Peningkatan populasi manusia menimbulkan persoalan terkait pemenuhan kebutuhan lahan untuk tempat tinggal. Selain itu, terjadi juga peningkatan kebutuhan lahan untuk pendirian fasilitas umum, seperti sekolah, rumah sakit, jalan raya, dan pertanian serta perkebunan.

Menyikapi fenomena tersebut, tiga mahasiswa Fakultas MIPA UGM, yaitu Bagas Yusuf Kurniadi, Kusmiati, dan Ibnu Muslim menggagas konsep pembangunan wilayah bertingkat. Pengembangan konsep itu untuk mengatasi pertambahan jumlah penduduk di kota besar.

Konsep yang dikembangkan adalah Revolution of Mega-city Region Development with Gigantic Pillars atau disebut Revollars di bawah bimbingan Dr. Eng. Fahrudin Nugroho, S. Si., M. Si.

Ketua pengembang Revollars, Bagas Yusuf menyebutkan Revollars merupakan konsep revolusi pembangunan kota yang nantinya kota-kota akan ditopang pilar-pilar raksasa. Kota-kota dalam satu wilayah akan dihubungkan dengan jembatan layang yang dibangun di atas pilar-pilar yang lebih kecil.

“Lahan-lahan akan dibangun beberapa tingkat di atas pilar utama. Sedangkan lahan tambahan akan dibangun mengelilingi pilar utama yang ditopang dengan pilar-pilar yang lebih kecil. Wilayah yang berada di permukaan nantinya akan dijadikan lahan hijau, untuk pertanian, perkebunan, dan hutan hujan,” jelasnya, Selasa (8/8/2017) di UGM.

Bagas menambahkan pemukiman akan didirikan di tingkat atasnya dan pusat kota berada pada puncak pilar utama. Dengan lokasi yang berada di ketinggian menjadikan struktur wilayah kota  efisien untuk mengoperasikan kincir angin dan panel surya sebagai pembangkit listrik.

Seemntara itu, air yang dialirkan ke atas dapat pula dijadikan sungai, waduk, dan air terjun buatan yang digunakan untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga air. Kota yang memiliki semua fasilitas ini akan memerlukan lahan yang luas. Namun, dengan konsep ini, kota dan fasilitasnya akan dapat dibangun dengan lahan yang lebih terbatas. [Humas UGM/Ika/rts]