Dr. Arqom Kuswanjono : Pancasila Mampu Tangkal Radikalisme

171

BULAKSUMUR, KAGAMA – Indonesia tengah menghadapi empat ancaman besar yang harus segera disikapi serius. Ancaman tersebut adalah radikalisme, terorisme, narkoba, dan korupsi.

Dekan Fakultas Filsafat UGM, Dr. Arqom Kuswanjono menyebutkan persoalan tersebut terjadi akibat Pancasila tidak dihayati dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Arqom menyampaikan masalah kebangsaan itu, Rabu (26/7/2017) dalam Konferensi Internasional bertajuk “Indonesia Philosophy and Peace of the World” di Fakultas Filsafat UGM.

Menurut Arqom, nilai-nilai Pancasila mampu menghadapi berbagai tantangan tersebut. “Karena itu, penting untuk membangun dan memantapkan kembali ideologi Pancasila di masyarakat. Mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang plural  perlu dilaksanakan, terlebih di tengah terpaan virus anti-Pancasila yang semakin meluas,” ujarnya.

Arqom menyampaikan hasil survei Kementerian Agama yang menunjukkan Pancasila masih diyakini sebagai ideologi terbaik bangsa.  Tidak hanya itu, banyak negara yang mengapresiasi Pancasila sebagai falsafah ideologi bangsa dan negara Indonesia.

“Hal ini menjadikan optimisme bahwa Indonesia mampu terus berkembang mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” tandasnya.

Konferensi Internasional diharapkan menghasilkan sejumlah ide dan strategi dalam upaya membangun perdamaian dunia (Foto ISTIMEWA)
Konferensi Internasional diharapkan menghasilkan sejumlah ide dan strategi dalam upaya membangun perdamaian dunia (Foto ISTIMEWA)

Sementara Prof. Yang Seung Yoon, dari Hankuk University of Foreign Studies, Korea banyak memaparkan tentang konflik yang terjadi di Semenajung Korea. Permasalahan di Semenanjung Korea tidak hanya menjadi urusan antara dua negara dan bangsa Korea saja. Namun, telah menjadi permasalahan masyarakat internasional, khsuusnya negara anggota sekutu pada masa PD II.

“Karenanya, masyarakat internasional tidak bisa lepas dari tanggung jawab atas kondisi Semenanjung Korea yang masih berlangsung sampai sekarang,” tegasnya.

Yang Seung Yoon mengatakan hampir semua rakyat Korea percaya reunifikasi dua Korea di Semenanjung Korea pasti dapat diwujudkan. Hal ini tentunya dapat cepat terwujud jika ada dukungan dari masyarakat internasional dalam menghapuskan permasalahan di Semenanjung Korea.

Ketua panitia kegiatan, Prof. Mukhtasar Syamsuddin berharap dari konferensi internasional muncul sejumlah ide dan strategi dalam upaya membangun perdamaian dunia. Terlebih di tengah situasi saat ini banyak terjadi konflik di masyarakat dunia dan peperangan di beberapa negara-negara dunia.

Konferensi internasional disebutkan Mukhtasar merupakan salah satu bagian dari rangkaian peringatan  Lustrum X dan Dies Natalis ke-50 Fakultas Filsafat UGM. Setidaknya terdapat 20 kegiatan dalam peringatan lustrum dan dies pada 2017. Puncak acara ditandai dengan rapat senat terbuka, laporan dekan, pidato ilmiah, serta bedah buku Filsafat Wayang Sistematis pada 18 Agustus 2017 mendatang. [Humas UGM/Ika/rts]