Diabetes Bisa Akibatkan Kebutaan

120
Diabetes Bisa Akibatkan Kebutaan

BULAKSUMUR, KAGAMA – Penyakit diabetes dapat memerberat kelainan pada mata. Penyakit yang dikategorikan silent killer ini dapat menurunkan sensivitas kornea, penurunan kepadatan serabut saraf secara mikroskopis, dan menimbulkan predisposisi ulkus neuropatik. Puncaknya, diabetes bisa mengakibatkan kebutaan.

Demikian disampaikan ahli kesehatan mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Prof. Dr. Suhardjo, S. U., Sp. M (K), Rabu (12/72017) di FK UGM. Dalam talkshow “Gangguan Mata karena Diabetes dan Pola Asupan Nutrisi” itu, Prof Suhardjo menegaskan diabetes dapat mengakibatkan komplikasi dan sepertiganya terjadi pada mata seperti retinopati diabetika yang mengakibatkan kebutaan.

Prof Suhardjo menghimbau kepada pasien diabetes untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan mata. “Dianjurkan penderita diabetes untuk melakukan cek kondisi mata setiap enam bulan sekali atau minimal sekali dalam satu tahun,” jelasnya

Suhardjo memaparkan hasil survei yang dilakukan di DIY menunjukkan prevalensi renopati diabetika  mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan, terdapat kecenderungan peningkatan jumlah penderita seiring pertambahan usia dengan penderita terbanyak pada usia 70-an. Hasil survei di DIY tahun 2014-2015 terungkap prevalensi retinopatika diabetika mencapai 43,1%.

“Diabetes mellitus pada akhirnya menjadi penyebab utama gangguan pengelihatan sehingga harus dikendalikan faktor risikonya dan rutin melakukan pemeriksaan mata,” ulang Prof Suhardjo menandaskan.

Kenali Sejak Dini

Sementara itu, pakar penyakit dalam FK UGM, dr. R. Bowo Pramono, Sp. PD., KEMD., menyampaikan, Indonesia menduduki peringkat empat dunia dengan penderita diabetes terbanyak setelah India, China, dan Amerika Serikat. Sedangkan WHO memprediksi jumlah penderita diabetes mellitus terutama tipe 2 di Indonesia akan terus meningkat dan mencapai 30,3 juta pada 2030 mendatang.

Untuk menekan angka kejadian diabetes, Bowo menekankan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala diabetes sejak dini. Diabetes sering muncul dengan gejala awal terjadi penurunan berat badan tanpa sebab jelas, sering merasa lapar, serta sering kencing terutama di malam hari. Gejala lainnya yang kerap muncul seperti cepat lelah dan mengantuk, luka sulit sembuh, pengelihatan kabur, dan terjadi disfungsi ereksi.

“Jika gejala ini muncul sebaiknya segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Begitu juga bagi yang memiliki risiko diabetes, seperti penderita hipertensi, dislipidemia, jantung koroner, maupun obesitas,” terangnya.

Bowo mengatakan diabetes merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Kendati begitu penyakit ini dapat dikendalikan dengan menjalani pola hidup sehat.

Terkait upaya pengendalian diabetes, ahli gizi kesehatan FK UGM, Perdana S. T. Suyoto, M. Sc., Ph. D., menyebutkan pentingnya menjaga pola asupan dengan jumlah, jenis, dan jadwal yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.

“Jumlah asupan makanan disesuaikan dengan kebutuhan kalori dan gizi pasien,” tuturnya.

Demikian halnya dalam pemilihan jenis makanan hendaknya menghindari makanan yang banyak mengandung gula. Disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti buah dan sayur. Selain itu, juga dianjurkan untuk mengolah makanan dengan metode slow cooking ataupun dengan mengkukus atau rebus.

“Untuk jadwal makan sebaiknya dilakukan bertahap sehari 6 kali terdiri dari 3 makan utama dan 3 makan selingan di antaranya,” jelasnya. [Humas UGM/Ika/rts]