Ruang Suara Tampil All Out di Panggung Holland Festival

204

AMSTERDAM, KAGAMA – Salah satu penampilan di Holland Festival 2017 adalah komposer asal Indonesia, “Ruang Suara”. Dalam sajiannya pada Sabtu (17/6/2017), Ruang  Suara menampilkan gabungan beberapa komposer, seperti duo Senyawa (Wukir Suryadi dan Rully Shabara), Taufik A Adam, Dewa Ketut Alit, M Arham Aryadi, Gema Swaratyagita, Stevie Jonathan Sutanto, Joko Winarko, dan Gatot Danar Sulistyanto.

Dari penampilannya yang unik, Ruang Suara mampu memberikan kesan menarik bagi para penonton. Pasalnya, para komposernya menggabungkan instrumen musik modern dengan instrumen tradisional sehingga mampu menghasilkan sebuah karya yang patut dipuji.

Komposer Dewa Ketut Alit menyuguhkan komposisi musik perpaduan antara gamelan Bali dengan menggunakan alat musik modern. M Arham Aryadi dan Stevie Jonathan Sutanto memadukan musik dari alat musik tradisional Indonesia dengan alat musik modern yang mengedepankan suara elektronik digabungkan dengan elemen visual. Joko Winarko menampilkan musik tradisional gamelan dengan gerakan-gerakan sebagaimana penampilan pada teater yang memadukan gerakan, tari, musik instrumental, dan lagu menjadi satu.

Dari trio Taufik A Adam, Gatot Danar Sulistyanto, dan Gema Swaratyagita mengeksplorasi suara-suara baru dan bereksperimen untuk memadukannya dengan bahasa tubuh sebuah pertunjukan musik. Sedangkan terakhir, Senyawa menggabungkan elemen musik trasisional Jawa dan Sulawesi dengan musik punk dan metal.

Perpaduan musik yang dibawakan oleh para komposer kompeten tersebut merupakan suatu ciri khas yang menunjukkan aliran musik modern Indonesia. Alat musik tradisional seperti suling bambu yang ditampilkan oleh Ruang Suara dalam setiap penampilannya dapat digunakan sebagai media pengenalan budaya asli Indonesia kepada masyarakat Belanda.

Penampilan Ruang Suara di kiprah internasional bukanlah yang pertama kali. Sebelum tampil di Holland Festival 2017 yang diselenggarakan sejak 3 Juni hingga 25 Juni 2017, Ruang Suara telah tampil di panggung-panggung internasional, seperti di Jepang.

Dalam penampilannya selama dua jam, mereka berhasil memukau para penonton dengan alunan lagu-lagu yang dibawakannya. Akhir dari penampilan Ruang Suara tersebut pun disusul dengan tepuk tangan meriah dari para penonton. Banyak dari penonton terkesan dengan penampilan Ruang Suara karena keunikannya membawakan alat musik tradisional Indonesia dengan cara lebih modern. [rts]