Mahasiswa UGM Teliti Wisata Edukasi Ramah Difabel

240

BULAKSUMUR, KAGAMA – Pemenuhan hak untuk kebutuhan rekreasi bagi masyarakat penyandang disabilitas (difabel) di Indonesia masih luput dari perhatian kita. Dalam hal itu mereka masih termarjinakan. Mereka belum sepenuhnya dapat menikmati fasilitas publik yang dibangun oleh pemerintah karena tidak sedikit dari adanya fasilitas yang tersedia belum ramah difabel, termasuk di kawasan wisata.

Permasalahan tersebut menjadi perhatian Febri Handoyo, mahasiswa Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (14/6/2017) di UGM. “Selama ini hak bagi kaum difabel untuk berwisata khususnya di Yogyakarta masih termarjinalkan. Bahkan, pengelola dan pemerintah daerah tidak mempunyai data pasti tentang jumlah pengunjung difabel. fasilitas dan pengelolaannya juga masih belum ramah terhadap difabel,” paparnya kepada wartawan.

Dari adanya permasalahan itu memotivasi Febri bersama kawannya, Aufi dan Anggit dari FISIPOL UGM serta Shola dari Fakultas Psikologi UGM melakukan tinjauan terhadap fasilitas dan pengelolaan wisata edukasi di Yogyakarta bagi difabel. Hasil dari upaya mereka itu diharapkan dapat dijadikan evaluasi bagi pengelola objek wistaa dan pemerintah daerah baik di wilayah kota maupun kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Febri menyampaikan, meski pemerintah telah menyediakan fasilitas ramah difabel namun belum semua tempat wisata memiliki fasilitas yang dapat memudahkan difabel dalam berwisata. “Beberapa tempat sudah ada yang mempunyai fasilitas ramah difabel, tetapi masih belum sesuai standar yang ditetapkan pemerintah,” jelasnya.

Febri menyebutkan dari penelitian yang mereka lakukan diharapkan dapat menjadi referensi dan evaluasi bagi pemerintah dan pengelola objek wisata edukasi. Dengan demikian ke depan dapat terwujud objek wisata  inklusi dan memberikan kenyamanan bagi semua pengunjung yang datang, tak terkecuali kaum disabilitas.

“Harapannya penyandang disabilitas tidak lagi merasa termarjinalkan, khususnya ketika mereka berwisata di tempat wisata edukasi,” pungkasnya. [HumasUGM/Ika/rts]