BULAKSUMUR, KAGAMA – Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih penghargaan sebagai Word Center of Excellence in Landslide Disaster Risk Reduction dari UNESCO dan United Nation International Strategy on Disaster Risk Reduction (UN-ISDR). Penghargaan sebagai Pusat Keunggulan Dunia dalam Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor itu diserahkan kepada Ketua Tim Riset UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati, M Sc, Ph D didampingi Dr Teuku Faisal Fathani dan Dr Wahyu Wilopo dalam even World Landslide Forum 4 di Ljubljana, Slovenia, Selasa (30/5/2017).
Penghargaan tersebut merupakan kali ketiga yang diraih Tim Riset UGM berturut-turut sejak 2011. Turut menghadiri upacara penyerahan penghargaan tersebut, antara lain Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Deputi Logistik dan Peralatan, Rudi Phadmanto) serta Direktur Kesiapsiagaan, Medi Herlianto.
Menurut Dwikorita Karnawati, penghargaan yang ketiga kali ini berlaku mulai 2017 hingga 2020. Penghargaan diberikan atas dasar penilaian terhadap capaian kegiatan riset oleh Prof Ir Dwikorita Karnawati, M Sc, Ph D, Dr Faisal Fathani, dkk di bidang pengurangan risiko bencana longsor. Sedangkan aktivitas riset meliputi hilirisasi hasil pengembangan Teknologi Mitigasi dan Deteksi Dini Longsor ke masyarakat dan industri.
Pengembangan Ilmu Titen
Sejak tahun 2007, lanjut Dwikorita, Tim Riset Longsor telah mengembangkan lima generasi Sistem Pemantauan dan Deteksi. Kelimanya telah berhasil dipatenkan, meliputi GAMA Extensometer Manual, GAMA Extensometer Digital baik untuk pemantauan di permukaan ataupun bawah permukaan, GAMA Tiltmeter Manual dan Digital.
“Penghargaan ini terutama diberikan atas keunggulan teknologi yang dikembangkan dengan berbasis pada human and technical systems untuk mewujudkan community–based landslide early warning system. Teknologi ini merupakan pengembangan lanjut dari “Ilmu Titen” yang diverifikasi dengan perhitungan numeris. Sehingga, berhasil disinergikan teknologi traditional/teknologi lokal dengan teknologi digital, yang dikendalikan oleh kekuatan masyarakat di daerah rawan longsor,” terang Dwikorita, Sabtu (3/6/2017) kepada wartawan.
Dikatakannya, sistem tersebut sudah diterapkan bekerjasama dengan BNPB dan BPBD di 25 Provinsi di Indonesia (di 75 lokasi), serta di berbagai perusahaan di bidang pertambangan dan energi, antara lain PT Pertamina Geothermal, PT Freeport, PT INCO, PT Arutmin. Bahkan, PT United Mercury Myanmar juga telah memasang sistem karya UGM ini di lokasi pertambangannya di Myanmar.
“Selain memproduksi Community–based Landslide Early Warning System, Tim Riset UGM bekerjasama dengan Badan Standardisasi Nasional dan BNPB telah berhasil menyusun Standard Nasional Indonesia untuk Sistem Pemantauan dan Peringatan Dini Longsor berbasis Masyarakat. Dan, saat ini Sistem Karya UGM ini telah lolos untuk diproses sebagai rujukan dunia oleh International Standard Organization (ISO). Bahkan, Master Plan Pengurangan Risiko Bencana Longsor telah pula disusun oleh Tim Riset UGM atas mandat dari BNPB,” imbuhnya.
Dwikorita menandaskan, keunggulan dari Center of Excellence tersebut terutama pada Inovasi “Human Technology” yang terus dikembangkan dengan memanfaatkan “Digital Technology” yang diintegrasikan dengan kearifan/teknologi lokal yang sudah berkembang di masyarakat. Alhasil, justru berhasil menjadi rujukan dunia melalui ISO 292 untuk bidang “Security and Resiliency“.
Mengingat kebutuhan penggunaan sistem ini semakin meningkat untuk dipasang di berbagai lokasi rawan longsor, baik di Indonesia ataupun di mancanegara, maka dalam waktu dekat ini UGM menyiapkan Teaching Industry yang merupakan integrasi antara Pusat Unggulan Riset ini dengan Sekolah Vokasi, untuk memproduksi teknologi ini dalam skala lebih massal.
Langkah ini dipandang sangat strategis untuk menguatkan kedaulatan IPTEK kita melalui substitusi impor Teknologi Mitigasi Kebencanaan, khususnya untuk bencana longsor. Bahkan, disiapkan pula untuk diekspor ke mancanegara. [rts]