Presiden: Latihan Perang Bentuk Kesiapan TNI Pertahankan NKRI

315
Presiden Joko Widodo didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kiri) menyaksikan latihan tempur di Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Bukit Tnajung Datuk, Natuna.

NATUNA, KAGAMA. Usai menempuh penerbangan selama sekira dua jam dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Presiden Joko Widodo tiba di Bandar Udara Raden Sadjad, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, sekitar pukul 09.24 WIB. Presiden yang saat itu didampingi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo beserta sejumlah petinggi TNI lainnya langsung menuju Bukit Tanjung Datuk dengan menggunakan Helikopter Super Puma TNI Angkatan Udara.
Di lokasi tersebut, Presiden menyaksikan langsung latihan tempur Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI dan pertempuran darat Tahun 2017. Latihan tempur kali ini dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan dan kekuatan TNI dalam menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Ingin saya sampaikan bahwa latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat ini sangat penting sekali. Ingin kita tunjukkan betapa solidnya TNI mengadakan latihan dalam rangka pertahanan kita, dalam rangka menunjukkan kepada kita semuanya kesiapan TNI untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ujar Presiden pada Jumat, 19 Mei 2017.
Sebanyak kurang lebih 5.900 prajurit TNI terjun langsung dalam latihan ini. Mereka semua di antaranya berasal dari Satuan Tugas Darat, Satuan Tugas Laut, Satuan Tugas Udara, Satuan Darat lanjutan, Satuan Manuver Infanteri dan Kavaleri, Satuan Bantuan Tempur, dan Satuan Bantuan Administrasi.
Presiden Joko Widodo melihat kesiapan TNI untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.
Presiden Joko Widodo melihat kesiapan TNI untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.
Sementara itu, alat utama sistem senjata (Alutsista) yang dikerahkan dari tiga matra TNI di antaranya satu KRI Kelas Sigma, satu KRI Kelas LPD, satu KRI Kelas Parchim, empat Sea Rider Kopaska, lima Tank Amfibi BMP 3F, dan delapan Panser Amfibi BTR50 M dari TNI Angkatan Laut.
Lalu ada satu FLT PTTA (Skd 51 Spo), satu FLT BTU (empat pesawat), satu FLT Sul (empat pesawat), satu FLT Linud (sembilan pesawat C-130), satu FLT Kdol/Dalpur/Taifib (satu pesawat CN-295), satu FLT Jun Sandha (satu CN-295), dan satu FLT Standby SAR (satu helikopter) turut diterjunkan oleh TNI Angkatan Udara.
Dalam latihan pertempuran darat, TNI Angkatan Darat mengerahkan setidaknya 15 unit Multi Kaliber Roket Astros, enam unit Meriam 155 Cesar, enam unit Meriam 76, sembilan unit Giant Bow Arhanud, dua unit Helikopter MI 17, dua unit Helikopter MI 35, 10 unit Helikopter Bell 412, 18 unit MBT Leopard, satu unit Recovery Tank, satu unit Tank Avlb, 20 unit MI 13, 14 unit Tank Marder, tiga unit Panser Anoa Mo, satu unit Panser Anoa Ko, 10 unit Jet Ski, 10 Unit Sea Rider, dan dua unit kapal motor cepat.
Presiden Joko WIdodo beramah tamah dengan para pimpinan TNI  saat menyaksikan latihan tempur di Natuna.
Presiden Joko WIdodo beramah tamah dengan para pimpinan TNI saat menyaksikan latihan tempur di Natuna.
“Latihan seperti ini sudah berjalan selama enam bulan, bukan hari ini saja. Sudah enam bulan dengan tahapan-tahapan yang pada hari ini tadi bisa kita lihat bersama betapa kesiapan baik di darat, laut, dan udara betul-betul dalam keadaan siap apabila diperlukan oleh negara,” Presiden menjelaskan.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono.
Sumber : Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden