UGM Kerjasama Pakar Inovasi Digital Tiga Negara

273
Penandatanganan Memorandum of Understanding untuk kerjasama dalam inovasi digital.

BULAKSUMUR, KAGAMA. Kemunculan dan pemanfaatan Teknologi Informasidan Komunikasi (TIK) menciptakan budaya baru berupa ekonomi digital. Hal itu telah mengubah secara signifikan pada budaya interaksi bisnis. Keadaan tersebut menuntut berubahnya para pemain dan pelaku ekonomi secara signifikan, yang disebut ekonomi digital

Foto: Ansor Purnomo/kagama.co
Foto: Ansor Purnomo/kagama.co

.Ekonomi digital pada intinya terkait dengan kreasi bersama (cocreation) dengan memanfaatkan berbagai sumberdaya yang tersebar. Dengan membangun kolaborasi bias menciptakan karya jauh lebih besar dibandingkan karya terbaik oleh satu pihak tertentu.

Menariknya, meski ekonomi digital membawa konsekuensi dan perkembangan positif, dampak negative juga tidak bias dihindarkan. Salah satu hal yang menonjol adalah terjadinya kesenjangan digital,  ditandai munculnya jurang/ketidakadilan akibat penggunaan TIK di bidang ekonomi. Pesatnya perkembangan TIK memang menguntungkan pihak-pihak yang berhasil beradaptasi dan memanfaatkan teknologi tersebut.

8784
Foto: Ansor Purnomo/kagama.co

Sebaliknya, ada banyak pihak yang tidak mampu mengejar ketertinggalan dan gagal beradaptasi dengan perkembangan TIK yang pesat. Akibatnya, ada banyak pihak terpinggir dantertinggal. Timbulnya kesenjangan dan keterpinggiran memerlukan solusi. Sejumlah praktisi ekonomi, pakar inovasi digital,  dan perwakilan negara dari Australia, Kroasia, Singapura, dan Indonesia berkolaborasi memecahkan masalah kesenjangan tersebut. Mereka berinisiatif menyelenggarakan seminar dengan fokus  menjembatani kesenjangan digital dalam rangka mendukung ko-kreasi di bidang ekonomi digital.

CEO Six Capital Singapura Patrick Teng, Bryan Clark dari Kamar Dagang dan Industri Australia, Duta Besar Kroasia untuk Indonesia Drazen Margeta, Ketua KomiteTetap Inovasi Industri Tradisional Berbasis Budaya KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia Syarika Bralini, Rektor UGM Prof Ir Dwikorita Karnawati, MSc Ph D, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni Dr Paripurna Sugarda, CEO Gama Techno Aditya Arief Nugraha, Dr Henry Saparini dari PT Telkom,  Dr Hargo Utomo dari Akademi Inovasi UGM bersinergi mengupas permasalahan ekonomi digital dalam Seminar Internasional “Co-Creation in the Digital Economy: Bridging in Digital Divide“.

Foto: Ansor Purnomo/kagama.co
Foto: Ansor Purnomo/kagama.co

Panitia Penyelenggara Seminar, Rachmat Aditya menjelaskan, Kampus UGM pada usianya ke-67  menjadi tempat pilihan untuk seminar pada Selasa (20/12/2016) karena keberhasilannya menjadi salah satu yang terbaik dalam hal survei Indeks Persepsi Korupsi yang diselenggarakan oleh Transparansi Internasional.

Seminar internasional di Balai Senat UGM menghadirkan narasumber lintas negara, Singapura, Australia, Kroasia, dan Indonesia. Selain seminar juga dilaksanakan penandanganan nota kesepahaman antara Rektor UGM dengan KADIN Australia dan Six Cap Singapura untuk keberlanjutan program ekonomi digital dan inovasi digital.

“Tujuan seminar memetakan dan menindaklanjuti potensi kerjasama semua pihak yang terlibat menuju realisasi ko-kreasi. Khususnyajuga, memetakan dan memitigasi kesenjangan dan ketertinggalan dalam proses ekonomi digital. Akhirnya diharapkan tercipta forum yang menguatkan kerjasama partisipan dan para pembicara,” ucapnya. (rts)