Mba Warni, Sang Penjaga Sejarah UGM

465

BULAKSUMUR, KAGAMA. “Tahun 1963 mahasiswa Universitas Gajah Mada berhasil membuat roket. Kala diluncurkan di Pantai Sanden, ketinggiannya bisa mencapai 11 mil dan kecepatan hingga dua kali kecepatan suara. Prestasi mahasiswa UGM ditulis dan menjadi headline di halaman pertama harian Kompas pada tahun itu. Bahkan Presiden Soekarno dan Rektor UI salut pada mahasiswa UGM.”

Sepenggal kisah di atas terlontar dari Dra. Suwarni Darsohardjono, mantan Kepala Sub Unit Humas dan Kepala Bidang Data Base Arsip UGM. Dengan gaya bicaranya yang lugas, energik, runtut, dan volume cukup suara keras. dia dengan lancar menjelaskan perkembangan UGM bak sebuah perpustakaan yang hidup. Semua memori sejarah UGM seperti tersimpan rapi di dalam kepalanya.

Jadi, tak heran semasa dia aktif menjadi pegawai negeri sipil di UGM (1986 hingga 2011), ibu dari dua orang putra ini selalu diandalkan sebagai bank data atau sumber informasi bagi para profesor di Bulaksumur. Bahkan kala masih menjadi mahasiwa Sospol, Mba Warni, begitu panggilan akrabnya, sudah memperlihatkan kesenangannya pada data dan itu berawal dari akvitasnya berkecimpung sebagai asisten peneliti serta mengikuti berbagai penelitian.

“Mungkin kepedulian saya pada data dimulai kala saya banyak mengikuti penelitian yang dilakukan para dosen di kampus dan menjadi asisten peneliti mereka. Saya jadi senang data. Dulu teman-teman suka cerita, kalau para profesor sedang rapat dan butuh data, maka mereka bilang, ayo cari Mba Warni. Lalu ada profesor yang ngomong, kalau orang itu suka dikelumpruki duit, lah Mba Warni cuma dikelumpruki kertas-kertas,” tuturnya ketika dijumpai Kagama di rumahnya.

Kini, meski sudah pensiun pada 2011, wanita kelahiran Boyolali ini masih membantu kegiatan di lingkungan UGM juga menjadi narasumber pada pelatihan terkait pengelolaan dan pemanfaatan dokumen yang diselenggarakan oleh PTN, PTS, maupun PTAI.