Wujudkan Cilacap Bebas Pasung, Ini Strateginya

537

Baca juga: Banyak Kekacauan Terjadi Saat PON ke-III di Medan Tahun 1953

“Sedangkan di tahun lainnya cenderung menurun, terutama di tiga tahun terakhir, hal ini disebabkan, karena berkurangnya dana operasional terutama untuk rujukan, padahal kasus jiwa terus bertambah karena ditemukan kasus baru ataupun kambuhan dari sakit sebelumnya,” tulis Iwan.

Berdasarkan wawancara tidak mendalam dengan 13 keluarga ODGJ pasung dan masyarakat, Iwan menemukan beberapa alasan mereka memilih cara penanganan ini, meskipun mereka tahu cara ini keliru dan tak membuat sembuh penderita.

Latar belakang tersebut di antaranya ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, ketidakberdayaan secara pendanaan.

Dorongan internal keluarga dan masyarakat sekitar juga menjadi penyebab, termasuk keluarga yang putus asa dan minimnya health literacy.

Dijelaskan oleh Iwan, upaya rujukan pada lembaga kesehatan sudah dilakukan.

Baca juga: Olahraga Sederhana yang Dapat Dilakukan di Tengah Kesibukan

Namun, ternyata upaya ini tidak menyelesaikan masalah, sebab penderita cenderung kambuhan, masih kurangnya follow up dari puskesmas atau rumah sakit, ketidakpatuhan minum obat, dan faktor penerimaan lingkungan.

Iwan mengusulkan perlunya program terobosan, serta penyampaian kepada keluarga tentang kemudahan akses, khusus pasien ODGJ di puskesmas.

Dirinya juga mengimbau agar keluarga dan masyarakat tidak melakukan pemasungan.

Kemudian, jika menemukan kasus pemasungan ODGJ, diharapkan masyarakat menghubungi petugas kesehatan atau puskesmas.

Selain itu, kegiatan kunjungan rumah ODGJ dan membangun sistem rujukan berjenjang juga perlu dilakukan, serta penanganan sederhana pasien gaduh gelisah dan pembentukan Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ).

Menurut dia, masalah kesehatan jiwa sampai hari ini belum selesai, sehingga dalam pelaksanaan dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak.

Pihak-pihak yang dimaksud yakni para pengambil keputusan, organisasi profesi kesehatan, institusi pendidikan kesehatan, LSM, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan swasta melalui proses advokasi, pemberdayaan masyarakat untuk mendukung kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. (Kinanthi)

Baca juga: Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Timor Tengah Selatan Masih Tinggi, Mengapa?