Whida Putranto: Jangan Pesimis Bekerja Meskipun Fresh Graduated

608

Baca juga: Warga KAGAMA Bali Ajak Masyarakat Setempat Kembali Bertani dengan Manfaatkan Teknologi

“Bersama tenaga kesehatan kita banyak membahas soal nutrisi untuk bayi dan anak, terutama nutrisi khusus,” tutur alumnus jurusan Gizi Kesehatan UGM angkatan 2011 ini.

Kehidupan kerja Whida, diakuinya cukup menyenangkan, karena dia tidak hanya berdiam diri di kantor. Whida justru lebih banyak ‘bekerja sambil jalan-jalan’.

Waktu kerja pun Whida yang menentukan sendiri, dalam hal ini dia menentukan janji dengan tenaga kesehatan yang bermitra dengannya.

Dalam menjalin relasi kerja, Whida banyak berurusan dengan dokter anak, yang kerap berhubungan dengan anak-anak spesial, seperti bayi prematur atau bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

Kemudian Whida akan menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dokternya.

Baca juga: Tata Kelola Sistem Produksi Pangan Kunci Wujudkan Jargon ‘Forest For Food’

Di samping dengan dokter anak, Whida juga menjalin komunikasi baik dengan para bidan di rumah sakit, puskesmas, maupun klinik.

Topik tentang nutrisi anak, kata Whida, juga penting dibahas dengan perawat, karena pada umumnya kepala ruangan rawat inap adalah perawat yang lebih sering berkomunikasi langsung dengan pasien.

“Nutrisi anak juga kami bahas bersama perusahaan farmasi dan dietitian yang sering kami temui di rumah sakit maupun puskesmas.”

“Di waktu tertentu, saya juga berkunjung ke dinas kesehatan untuk menanyakan terkait project kesehatan,” jelasnya.

Bentuk komunikasi dan kerja sama yang dibangun tidak hanya melalui pertemuan formal saja, tetapi dalam bentuk seminar dengan tema besarnya tentang nutrisi anak dalam skala lokal maupun nasional.

Baca juga: Kisah Alumnus Gizi dan Kesehatan UGM Berkarier di NGO, Dituntut Lincah dan Multitasking