Wejangan Prof. Mubyarto yang Mengiringi Perjalanan Hidup Ketua KAGAMA Sukoharjo

1116

Baca juga: KAGAMA Sumut Siapkan Nasi Bungkus Cuma-cuma Selama Bulan Ramadan

Saat menjabat sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Darsono mampu mengantarkan lembaga ini sebagai lembaga riset mandiri.

Di samping itu, di ajuga membuat Group Riset dalam penelitian di UNS, membuat kesisteman IT riset IRIS-113, serta menghidupkan kembali KKN tematik setelah 13 tahun tak dilaksanakan.

Darsono juga pernah menjabat sebagai Lurah Nasional Pimpinan PT Bidang Mawa.

Dia bertugas sebagai Koordinator Tim Penyusunan Program Jangka Panjang Kemahasiswaan Indonesia, yang dia beri nama HEXAGON PROGRAM, serta Kord Tim Nasional dalam program Belanegara.

Ada pun pengalaman berharga lainnya yang dia peroleh, di antaranya dipercaya sebagai Staf Ahli Rektor, Tim Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kantor Sekretariat Presiden sejak 2016 hingga kini, Komisioner Penyuluhan P3K Jateng, Ketua Tim Renbang UNS, pendiri  sekaligus Ketua Asosiasi Busibess Development Servises (ABDSI).

Baca juga: Gandeng Alumni dan Mitra, Fakultas Teknik UGM Salurkan Bantuan Paket Sembako untuk Mahasiswa Rantau

Sekian tahun mengabdi di UNS, Darsono juga termasuk dosen yang meraih gelar profesor di usia muda, yakni 44 tahun.

Pria kelahiran 1966 itu, saat ini fokus menjadi staf pengajar di Prodi S1dan S2 Agribisnis Faperta UNS, Pascasarjana pada Prodi S2 dan S3 Pemberdayaan masyarakat, serta S3 Ilmu Pertanian UNS.

Selain itu, dirinya juga aktif sebagai reviewer Internal LPPM UNS, Anggota Senat UNS, Reviewer Riset LPDP, serta masih aktif di berbagai organisasi dan asosiasi.

Keahliannya di bidang pertanian pun membuat dirinya dipercaya ikut membidani UU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani di Komisi IV DPR RI tahun 2011.

“Nilai-nilai yang Saya peroleh dari UGM berusaha saya implementasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di dunia profesional, seperti sikap egaliter, teguh memegang nilai, profesional berbasis obyektifitas, serta gaya lokal namun berkarya global,” ujarnya. (Kn/-Th)

Baca juga: Ketua KAGAMA Bogor Raya Sebut Jargon ‘Guyub Rukun Migunani’ Tak Pernah Salah