Wayang Potehi, Seni dari Tiongkok yang Dipentaskan Hingga ke Pondok Pesantren

602

Baca juga: Tak Ingin Berspekulasi, Begini Cara Nurdin Santosa Pertahankan Bisnis Jamur di Masa Pandemi

Hingga akhirnya dia bertemu dengan Toni lalu mematenkan nama perkumpulan menjadi Wayang Potehi Indonesia.

“Sekarang Wayang Potehi Indonesia tidak hanya untuk mengisi acara seperti ritual di kelenteng. Namun, juga bisa dipentaskan di mal-mal dan di gereja,” ucap Widodo.

“Bahkan, seringkali kami diundang ke pondok-pondok pesantren. Harapan saya Wayang Potehi semakin berkembang, bisa diterima dan dimengerti oleh masyarakat luas,” terangnya.

Setelah bercerita panjang lebar, Widodo dan empat temannya segera mementaskan Wayang Potehi.

Widodo dibantu satu teman dalam memainkan wayang. Sementara itu, tiga teman yang lain bertindak sebagai pemain musik pengiring.

Baca juga: Startup Jadi Pilihan Fathin Naufal untuk Bantu Masyarakat Terdampak Covid-19

Cerita yang mereka angkat relevan dengan kondisi hari ini, yakni tentang penyebaran wabah penyakit.

Dalam cerita tersebut, karakter bernama Shin Kong Pa yang menghasut Dewa Lugak, pertapa dari Bukit Sembilan Naga (Jiulong dao).

Shin Kong Pa menggunakan perkataan manis agar sang dewa mau membunuh Jiang Zi Ya (Kiang Cu Ge).

Dewa Lugak yang terpengaruh, akhirnya meninggalkan pertapannya, lalu menuju Kota Sekhi dan membuat perhitungan dengan Kiang Cu Ge.

Dewa Lugak menyadari, percuma jika berniat membunuh Kiang Cu Ge dengan tangan sendiri.

Baca juga: Ganjar Dorong Para Akademisi Muda Ikut Memecahkan Persoalan Kemiskinan di Desa