Waroeng mBulaksumur Siap Lebarkan Bisnisnya

1035
Ketua Umum KKI Kurniawati (kedua dari kanan) memaparkan agenda kerja pengembangan usaha ke depan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Foto : Josep/KAGAMA
Ketua Umum KKI Kurniawati (kedua dari kanan) memaparkan agenda kerja pengembangan usaha ke depan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Foto : Josep/KAGAMA

KAGAMA.CO, TANGERANG – Koperasi Kagama Indonesia Raya (KKI) merupakan koperasi yang beranggotakan alumni Universitas Gadjah Mada yang berdiri pada 29 Januari 2019.

Meski masih belia KKI sudah mampu mendirikan enam unit usaha dengan penyertaan modal mencapai Rp6 miliar dan peluangnya untuk berkembang di masa depan terbuka lebar hingga go international.

KKI membuka usaha dengan memakai nama Waroeng mBulaksumur serta disingkat WeBe.

“Kini  WeBe masih melakukan penguatan brand dengan mendompleng nama Bebek Pak Slamet (BPS) selaku co brand agar bisa mapan dulu.”

“Nanti setelah tiga sampai lima tahun jalan bersama maka diharapkan WeBe bakal menjadi brand yang sudah mapan dan mampu berkembang secara mandiri,” tutur Ketua Umum KKI Kurniawati di sela acara Rapat Anggota Tahunan (RAT) KKI yang digelar di Tangerang, Sabtu (6/7/2019).

Menurutnya, KKI memasang target bisa menambah tiga warung per tahun.

“Sebenarnya peluang membuka warung di seluruh rest area Trans Jawa yang berjumlah 125 rest area itu masih terbuka lebar, namun kami membuka warung berdasarkan kemampuan yang ada.”

“Pasalnya, WeBe mesti digarap dengan fokus dan profesional agar tidak macet sehingga dana penyertaan modal dari anggota tidak sia-sia,” tutur alumna Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) 1979 tersebut.

Hingga kini KKI sudah memiliki enam unit usaha, yakni WeBe di Terminal 1C Bandar Udara (Bandara) Soekarno Hatta, BPS Bandara Soekarno Hatta, BPS dan WeBe Stasiun Gambir, BPS dan WeBe Stasiun Bogor, BPS dan WeBe Rest Area KM 38 Tol Jagorawi, dan BPS Rest Area KM 14 Karang Tengah.

“Modal untuk membuka WeBe berasal dari penyertaan modal dari pribadi anggota KKI maupun kelompok, @maksimal Rp100 juta.”

“Modal usaha murni berasal dari crowdfunding atau gotong royong anggota koperasi, tak ada pinjaman dari bank serta tidak riba,” ujar wanita yang akrab dipanggil Mba Nia ini.

Sementara Ketua I KKI Bukhori berharap kian banyak Kagamawan dan Kagamawati yang berpartisipasi menjadi anggota KKI.

“Tujuan berdirinya KKI jelas untuk menyejahterakan para anggotanya.”

“Saat ini anggota koperasi baru sekitar 10 persen, padahal alumni Universitas Gadjah Mada berjumlah sekitar 500 ribu,” kata alumnus Fakultas Ekonomika dan Bisnis 1988 tersebut.

Prospek usaha yang dikelola KKI terbilang baik dan menjanjikan karena hanya dalam waktu kurang dari setahun KKI mampu mengumpulkan serta menjalankan dana sebesar Rp6 miliar untuk membuka usaha.

“Dengan penggarapan yang profesional, kami optimistis WeBe akan berkembang di masa depan dan mampu go international pada tahun 2025,” pungkas Bukhori. (Jos)