Wajah Pedestrian Malioboro, Lengang dan Lebih Leluasa untuk Berswafoto

376

“Bagus juga karena jalanan jadi sepi, sehingga bisa untuk berfoto. Berasa menikmati Malioboro yang berbeda,” ungkap Dio salah satu pengunjung.

Hal senada juga disampaikan oleh Ulul dan Uzi. Siswa dari SMA Muhammadiyah 3 ini sangat setuju dengan adanya konsep pedestrian di Malioboro.

Menurut mereka, suara bising kendaraan dan polusi bisa berkurang.

Akan tetapi lahan parkir dan kondisi lalu lintas tetap perlu dilihat dan dievalusi dalam masa percobaan.

Pelaksanaan pedestrian Malioboro ini bertepatan dengan hari Selasa Wage, yakni agenda rutin bersih-bersih Malioboro yang bebas PKL di setiap bulannya.

Kebijakan pedestrian ini sengaja disesuaikan dengan agenda Selasa Wage Malioboro. Foto: Sirajuddin
Kebijakan pedestrian ini sengaja disesuaikan dengan agenda Selasa Wage Malioboro. Foto: Sirajuddin

Niki Tingalan Jumenengan Dalem saking Keraton, setiap selasa wage mboten angsal kendaraan masuk arah Malioboro. Niku mpun suwe,” jelas Budi Raharjo (62) tukang becak Malioboro, yang menyambut baik kebijakan ini.

Menurutnya, kebijakan pedestrian ini sengaja disesuaikan dengan agenda Selasa Wage Malioboro.

Namun pada hari percobaan ini ada beberapa PKL yang boleh membuka warungnya untuk melayani para wisatawan dan warga Jogja.

Salah satu petugas Dinas Perhubungan yang sedang bertugas membenarkan bahwa agenda pedestrian Malioboro ini dibuat bertepatan denganagenda Selasa Wage.

Menurut petugas yang enggan disebut namanya itu, agenda besar pedestrian ini menjadi yang pertama di lakukan pada momen Selasa Wage.

Sesuai informasi yang dirilis oleh Dinas Perhubungan Yogyakarta, ke depannya agenda pedestrian ini akan selalu dilaksanakan setiap hari Selasa Wage.

Rencana Malioboro yang suatu saat akan diubah menjadi kawasan pedestrian menjadi agenda besar bagi Pemkot DIY. (Sirajuddin)