Wabah Corona di Mata Guru Besar Kehutanan UGM adalah Obat Kesembuhan Alam Semesta

4021

Baca juga: Berhutang pada Kampus Kerakyatan, Alumnus Teknik Geodesi Ini Setia Mengabdi di Daerah Asal

Yakni menyesuaikan diri dengan kehidupan yang mengandalkan teknologi informasi modern online jarak jauh.

Bagi Agus, pageblug Covid-19 telah melumpuhkan bahkan meluluh-lantakkan seluruh bidang usaha dan kegiatan ekonomi.

Kata dia, banyak kantor, pabrik, industri, toko, rumah makan, transportasi, tempat keramaian, perkumpulan massa, tempat publik, sekolah, wisata, tempat ibadah lainnya terpaksa dibatasi, bahkan ditutup.

Hal itu dinilainya berimbas pada kebangkrutan usaha, pengangguran, kelaparan, dan kemiskinan.

Fenomena tersebut akan menghantui selama musim pandemik jikalau tidak segera terselesaikan.

Baca juga: Solusi Bupati Kutim Alumnus UGM agar Siswa Tak Mampu Tetap Bisa Belajar dari Rumah

Dampak Positif

“Namun, para ilmuwan juga melaporkan berbagai ‘dampak positif’ dari berkurangnya aktivitas miliaran manusia di bumi ini,” tutur Agus.

“Kerusakan bumi dan pemanasan global yang dipercaya merupakan 95% adalah akibat ulah manusia menjadi berkurang drastis,” sambung alumnus Fakultas Pertanian angkatan 1984 ini.

Tidak hanya itu, Agus juga menyebut imbas positif lain. Seperti tekanan manusia yang telah melebihi daya dukung bumi hingga 1,7 kali.

Bahkan, masih kata Agus, bisa mencapai hingga beberapa kalinya terutama di kota besar nan kumuh.

Nilai tekanan manusia terhadap daya dukung bumi tersebut tersebut kini telah terkendorkan semenjak Covid-19 mewabah.

“Indeks polusi, kualitas udara maupun lingkungan bumi menjadi semakin membaik,” ucap Agus.

“Berhentinya proses produksi, transportasi, distribusi, perdagangan, bisnis, konsumsi dsb telah mengakibatkan konsumsi minyak fosil, listrik dan sumber polutan bumi berkurang.”

Baca juga: Alumnus MEP UGM Angkatan 45 Wafat, Manokwari Kehilangan Bupati yang Cinta Toleransi