Upaya KAGAMA Sekar Gending Sadarkan Masyarakat untuk Mampu Bertahan pada Masa Pandemi

769

Baca juga: Ketua Prodi Mikrobiologi Pertanian UGM: Jika Bisa Meminimalkan Risiko, Pertanian adalah Bisnis Menguntungkan

“Awalnya diskusi kami mengenai bagi-bagi sembako. Namun, sembako sifatnya pendek,” kata Dona.

“Sembako akan habis setelah dikonsumsi dan tidak ada spirit apa-apa. Kami pun mencoba ide lain, yakni tandur-menandur (bercocok tanam),” terangnya.

Kebetulan siasat tersebut sejalan dengan komitmen KAGAMA Sekar Gending yang tengah fokus dalam agenda penghijauan. Sehingga, Dona mengatakan bahwa timing-nya tepat.

Dari situ diputuskan KAGAMA Sekar Gending melakukan gerakan urban farming. Namun, KAGAMA Sekar Gending tidak langsung melakukannya begitu saja.

“Kami bibit lalu dijual, dari situ uang terkumpul. Kemudian kami belikan bibit yang lebih banyak dan beli media tanam, polybag, sekam dll,” beber Dona.

Baca juga: Kajian Virtual KAGAMA Balikpapan Pertemukan Uztaz Wijayanto dengan Teman yang 40 Tahun Tak Bersua

Wanita yang berkarier di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI ini mengaku saat ini KSG sedang memindahkan bibit ke media tanam.

Di samping itu, kata Dona, KSG juga sedang memilih siapa saja yang akan menerima pembagian bibit.

“Kira-kira yang berada di bantaran Sungai Kali Code, panti asuhan, penyandang disabilitas,” ujar Dona.

“Tujuannya bukan materi, tetapi lebih arah sipirit,” cetus wanita kelahiran 1978 ini.

Soal bibit, KSG juga mendapatkan bantuan dari KAGAMA Care. Kelak, KSG bakal mendistribusikan bantuan dari KAGAMA Care di DIY.

Baca juga: Ternyata APD Coverall Tidak Direkomendasikan oleh Kemenkes RI dan WHO