Upaya Andi Afdal Membangun Ekosistem Digital BPJS Kesehatan di Era Adaptasi Kebiasaan Baru

770

Baca juga: Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Penyuluhan kepada Petani

Namun, pada bulan Juni-Agustus 2020 tren kunjungan mulai meningkat lagi.

Melansir data dari WHO tahun 2020, Andi mengatakan bahwa ada 53 persen penduduk yang mulai mengurangi akses layanan ke pusat-pusat layanan kesehatan.

Andi menduga para peserta kini mulai mempertimbangkan risiko kesehatan diri jika beraktivitas di luar rumah, terlebih lagi di rumah sakit atau faskes lainnya.

Alumnus Magister Manajemen UGM itu menerangkan, saat ini ada beberapa perilaku atau habit baru peserta JKN di masa pandemi.

Para peserta JKN mulai sadar akan pentingnya upaya preventif dan promotif kesehatan, serta mereka mulai butuh pelayanan konsultasi dan akses obat-obatan tanpa harus berkunjung ke faskes atau bertemu dokter.

Baca juga: Pengalaman Berharga Febby Jadi Dokter Relawan Covid-19: Meningkatkan Rasa Kemanusiaan

“Kondisi ini bisa kita lihat sebagai kesempatan juga. Untuk itu, kami terus memaksimalkan layanan pada aplikasi yang kami buat yaitu Mobile JKN.”

“Lewat aplikasi tersebut setiap dokter bisa menyapa semua pasiennya. Di aplikasi yang sama, para dokter bisa membaca kembali riwayat pemeriksaan pasien sebelumnya,” ungkap lulusan Universitas Hasanuddin itu.

Digitalisasi menjadi prioritas utama pengembangan kinerja JKN. Selain Mobile JKN, dari sisi keuangan pihaknya sedang mengembangkan Digital Wallet bekerja sama dengan fintech-fintech yang ada.

Lalu dari sisi kepesertaan, kata Andi, pihaknya sedang mengembangkan self service melalui digital chaannel dan membership digital identity.

Demikian pula dari sisi pelayanan, saat ini sedang dibuat virtual health care dan interaction, drug delivery, self pervention dan self terapy, serta pengembangan database.

Baca juga: Kata Healthpreneur Alumnus UGM: Ada Tiga Karakter yang Diperlukan untuk Membangun Startup