Umur Tiada yang Tahu, 2 Anggota KAGEOGAMA Beda Angkatan Telah Berpulang

2145

Baca juga: Tetap Bugar Selama Pandemi, Begini Tips Berolahraga di Dalam Rumah dari Pakar Kesehatan UGM

“Kematian tidak ada hubungannya sakit, tua, dan kesehatan. Kalau sudah waktunya, orang tidak bisa mengelak dan mundur sedikit pun,” ucap Gatot.

Apa yang dituturkan Gatot tersebut berkenaan dengan dipanggilnya dua almarhum dalam satu kesempatan, meskipun umur masing-masing tidak sama.

Tjoek meninggal dalam usia 68 tahun, sementara Danang berpulang pada umur 46 tahun.

Bagi Gatot, kehidupan yang dimiliki seseorang di dunia adalah untuk menguji siapa yang paling baik amalnya.

Karena itu, umur yang merupakan rezeki, mesti diamalkan untuk ibadah.

Kepergian Tjoek Azis Suprapto dan Danang Priwastono meninggalkan kisah tersendiri bagi Keluarga Alumni Teknik Geologi UGM (KAGEOGAMA). Foto: Ist
Kepergian Tjoek Azis Suprapto dan Danang Priwastono meninggalkan kisah tersendiri bagi Keluarga Alumni Teknik Geologi UGM (KAGEOGAMA). Foto: Ist

Baca juga: Erwan Sugiatno Meninggal Dunia, Dekan Kesebelas FKG UGM Ini Tinggalkan 3 Catatan Penting

Kenangan Bersama Tjoek

Tahlilan daring KAGEOGAMA pada kesempatan ini juga menjadi ajang nostalgia bagi kedua sosok yang berpulang.

Sambil memberi tausyiah, Gatot pun teringat akan pribadi Tjoek yang merupakan teman satu angkatannya.

Di mata Gatot, Tjoek adalah rekan angkatan 74 yang paling aktif dalam segala lini. Baik itu dalam organisasi maupun internal kampus.

Gatot menilai, pria yang semasa hidup berkarier di Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral sekaligus dosen Undip itu sebagai pria yang toleran dan perhatian kepada teman.

“Waktu masuk tahun 74 SPP bayar, tetapi praktikumnya tidak. Uang dari teman-teman yang terlanjur dibayar untuk praktikum ditahan Tjoek. Dari uang itu kami diajak camping ke Merbabu,” kenang Gatot.

Baca juga: Sonjo Gagasan Ekonom UGM Gelar Pameran Virtual untuk Kembangkan Pemasaran APD DIY