UGM Wujudkan Mimpi Desa Terpencil Sulawesi Tengah Nikmati Listrik

691

Baca juga: KAGAMA Membangun Papua Sejak 1982

Menyusuri jalanan yang tidak rata penuh dengan tanjakan, turunan, dan kelokan tajam di sepanjang lereng Gunung Matantimali dan sisi lain jurang yang cukup dalam menambah berat perjalanan menuju Desa Lewara.

Sementara pada musim hujan, jalanan semakin sulit dilewati karena bukit rawan longsor.

Senada dengan Nizam, ketua Tim Peneliti UGM, Dr. Ir. Suprapto Siswosukarto juga mengatakan, Desa Lewara terdiri dari lima dusun yang seluruhnya belum mendapatkan aliran listrik dari pemerintah.

Untuk itu PLTMH berusaha memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di sana.

PLTMH dirancang dengan memanfaatkan aliran sungai Lewara yang memiliki debit kritis 90-100 liter/detik.

Baca juga: Ketua ADINKES, Krisnajaya: KAGAMA dapat Banyak Berperan untuk Pemerataan Pelayanan Kesehatan di Indonesia

Rancangan ini nantinya dapat mengaliri listrik untuk 100 KK.

“Kita manfaatkan aliran Sungai Lewara untuk pembangkit listrik dengan kapasitas 10 kilowatt,” kata Suprapto.

Nizam bercerita, dalam acara penyerahan itu warga juga mengaku anak-anaknya mulai bisa belajar di malam hari.

“Mereka juga berharap masa depan anak-anak akan semakin cerah dengan hadirnya listrik ini,” pungkas Nizam.

Suprapto menambahkan, warga Lewara telah lama memimpikan bisa menikmati aliran listrik.

Hanya saja, listrik masih jauh dari jangkauan mereka.

Oleh sebab itu, UGM bekerja sama dengan pemerintah Selandia Baru berupaya membangun daerah tertinggal di Indonesia timur.

“Salah satunya menghadirkan listrik bagi masyarakat Lewara, yang dilakukan melalui program CaRED,” pungkasnya. (Kinanthi)

Baca juga: Turunkan Stunting, Dirjen Kesmas Kirana Imbau Pemkab/Kota Contoh Kabupaten Nganjuk