Tulisan Pram di Majalah Gadjah Mada: Tak Perlu Membangun Mitos Baru tentang Kejayaan Masa Lalu

603
Bangsa Indonesia yang baru saja lahir dan masih memiliki masa depan tak seharusnya terjebak dalam romantisme masa lalu, serta upaya melahirkan mitos-mitos kejayaan seperti yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Foto: Dok Pram
Bangsa Indonesia yang baru saja lahir dan masih memiliki masa depan tak seharusnya terjebak dalam romantisme masa lalu, serta upaya melahirkan mitos-mitos kejayaan seperti yang dilakukan oleh bangsa Eropa. Foto: Dok Pram

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Pramoedya Ananto Toer, salah satu sastrawan paling berpengaruh di Indonesia beberapa kali menulis dalam Majalah Gadjah Mada.

Media ini merupakan pers mahasiswa pertama di UGM.

Salah satu tulisannya yang berjudul Bitjara Tentang Semangat Belia terbit pada Majalah Gadjah Mada edisi ke-4 bulan Oktober 1953.

Di awal tulisannya Pram menyebut mengenai kaitan negara Belanda dengan Eropa.

Baginya dari negara sekecil itu dapat menjadi gambaran akan keseluruhan corak Eropa.

Jarak antar Amsterdam, ibu kota Belanda dengan Roma di Italia menurut Pram hampir sama dengan jarak antara Jakarta dan Banyuwangi.

Hal itu penting untuk dicermati karena dengan luas dan perbandingan jarak yang sama, di Eropa lebih banyak terdiri dari berbagai negara.

Media ini merupakan pers mahasiswa pertama di UGM. Foto: Istimewa
Media ini merupakan pers mahasiswa pertama di UGM. Foto: Istimewa

Baca juga: Pengalaman Prof. Endang S. Rahayu di Jepang yang Berujung Pertemanan Tak Berkesudahan

Sedangkan Indonesia yang sangat luas merupakan satu kesatuan negara.

Bangsa Belanda yang memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah lebih kecil dari Indonesia mampu menjajah bangsa-bangsa lain.

Walaupun demikian, mengutip perkataan Chiang Kai Shek, Pram menyebut bahwa tak ada bangsa yang mampu terjajah melainkan karena bantuan dari bangsanya sendiri.

Menurutnya saat itu Eropa telah kehilangan banyak daerah jajahan seriring dengan berakhirnya perang dunia kedua serta jatuhnya fasisme di Jerman.

Selama perang dan era penjajahan, bangsa Eropa telah berlomba-lomba dalam banyak bidang salah satunya teknologi.

“Semboyan tevolusi Prancis yaitu kemerdekaan, persamaan, dan persaudaraan, kini mencekik batang leher bangsa-bangsa Eropa termasuk Prancis. Seiring dengan hilangnya genggaman mereka terhadap daerah jajahan, banyak bangsa-bangsa kini merdeka,” tulis Pram.

Bagi Pram, dengan berakhirnya perang dan penjajahan menjadi penanda hilangnya superioritas bangsa Eropa terhadap daerah jajahan.

Baca juga: Menko Airlangga Hartarto Bawa Perekonomian Indonesia Semakin Melejit