SEKIP, KAGAMA. Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunggadewi UGM merayakan ulang tahun ke-31, Jumat (13/1/2017) pagi di halaman TPA Tunggadewi di Sekip Blok M 5, Sleman, Yogyakarta. Sejumlah anak memeriahkan hari jadi “almamater” dengan tari dan lagu. Hadir dalam kegiatan itu, pendiri TPA Tunggadewi Maria Hermien Sudaryono, Ketua Dharma Wanita Persatuan UGM SA Rahayu Mochtar Mas’oed, Kepala Bagian SDM Suryaningsih Djoko Suryo, sejumlah pengurus dan karyawan, dan tamu undangan dari orangtua anak.
Maria Hermien Sudaryono didampingi SA Rahayu Mochtar Mas’oed dan Rita Didi Achjari mengungkap, pendirian TPA Tunggadewi berawal dari inisiatif Unit Dharma Wanita UGM dengan memanfaatkan sebagian ruangan Sekretariat di Bulaksumur Blok H 8 untuk penitipan anak dari keluarga dosen dan karyawan UGM Yogyakarta. Saat itu mendapat modal sebesar Rp 2 juta dari Ketua KAGAMA Koesnadi Hardjasoemantri . Juga, perlengkapan dibantu dari pak Soesapto yang saat itu menjabat sebagai Kepala Biro Administrasi Umum (Karo BAU) UGM.
Peresmian TPA Tunggadewi dilaksanakan sehari sebelum serah terima jabatan Rektor UGM dari Prof T Jacob kepada Prof Koesnadi Hardjasoemantri pada 7 Januari 1986. “Waktu pertama berdiri hanya ada enam anak. Kita pernah mengasuh sampai 60 anak. Saat ini ada 40-an anak,” ucap Maria Hermien.
Menurut Kepala Bagian SDM TPA Tunggadewi Suryaningsih Djoko Suryo, saat ini TPA sudah maju pesat sekali dan masih akan dikembangkan ke depannya. “Kami pilih SDM yang sesuai dengan kebutuhan TPA,” ujarnya.
Bagian Humas TPA Tunggadewi Erna Gugup Kismono menambahkan, TPA Tunggadewi merayakan ulang tahun secara sederhana dengan mengadakan pentas seni hasil kreativitas anak-anak. Selain itu, juga memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi serta kepada Mbak Dani yang memasuki pensiun.
Salah satu orangtua yang menitipkan anaknya di tahun pertama berdirinya TPA Tunggadewi, Isdiatun Soetomo Nawawi mengatakan, ia menitipkan anak bungsunya, Agit Seno Adi Setiadi. Saat ini Agit sudah menjadi dokter dan berdinas di Rumah Sakit Akademik UGM.
“Kesan saya, anak yang dititipkan dengan yang tidak dititipkan ada perbedaan. Agit lebih bagus dalam sosialisasi. Berbeda dengan kedua kakaknya (dr Guritno Adi Setiawan dan drg Ani Setiawati) yang pendiam. Selain itu, kepada sesama lebih supel,” terang Isdiatun. (rts)