Totalitas Kagama Karawitan Nguri-uri Budaya

716

Baca juga: Ada Kendaraan Patih Gadjah Mada di Nitilaku UGM 2019

“Dari lagu ini, kami akan sampaikan bahwa, jika Kagama bersatu, Indonesia pasti maju,” pungkas Tika.

Bermain karawitan bagi Tika dan kawan-kawan cukup menjadi kegiatan refreshing, mengingat beban kerja mereka sehari-hari cukup menekan di ibukota.

“Bermain karawitan bersama Kagama, kita jadi bisa gojek kere. Bercanda bersama seperti masa-masa kuliah dulu,” ujarnya.

Di samping nguri-uri budaya, Tika belajar memaknai arti dari sebuah team work.

Satu orang saja tidak bisa kompak, maka karawitan yang dimainkan tidak akan melahirkan orkestra yang harmonis.

Baca juga: Abang-None dan Ondel-Ondel Kagama DKI Semarakkan Nitilaku UGM 2019

“Kami itu kalau latihan salah-salah malah ketawa. Terus yang paling seru, saat latihan kita banyak makan dan selfie. Gojekan kagama juga bikin betah, karena gojekannya unik dan tidak dimiliki alumni lain,” pungkas Tika.

Heni Widodowati, salah satu anggota Kagama Karawitan, termotivasi untuk bermain karawitan, karena ingin mengenalkan kepada khalayak bahwa budaya asli Indonesia tidak kalah unggul dengan budaya barat.

Sebagai wiraswarawati dan penari, Heni memiliki kepuasan sendiri bermain karawitan.

“Setelah jenuh di kantor, bermain karawitan membuat Saya bisa mengekspresikan diri dan meningkatkan mood,” ujar Heni.

Besar harapan Kagama Karawitan tidak hanya melebarkan sayapnya di rumah sendiri, tetapi juga ke berbagai momen di luar UGM. (Kinanthi)

Baca juga: Pesan Suster Angelina Saat Nitilaku, UGM Dapat Memberi Contoh Soal Kerukunan Beragama