Totalitas Kagama Karawitan Nguri-uri Budaya

716

Baca juga: Motif di Balik Kata ‘Bajingan’ yang Terlontar dari Mahasiswa S1

Menurutnya Indonesia terbentuk dari gotong royong dan kebersamaan.

Bila Kagama bersatu melepas kepentingan-kepentingan pribadi dan golongan, besar kemungkinan Indonesia akan maju.

“Itu kami lakukan di Karawitan Kagama, dan kami buktikan sesi marathon perform di 3 tempat dapat tercapai sesuai target. Meski cuaca, biaya, waktu, kondisi masing-masing waranggana punya kesulitan masing-masing, alasan sendiri-sendiri, tapi semua bisa dikesampingkan bisa dihadapi dengan baik,” ujar Sandy.

Memyambung pesan yang ingin disampaikan saat Dies Natalis UGM, Ketua Kagama Karawitan, Swasti Atika ingin menyebarkan virus mencintai budaya bangsa dengan karawitan.

Kagama Karawitan baru saja dibentuk pada September 2019 lalu.

Baca juga: Kagama Jalan Nordik, Anggotanya Tak Terbatas Negara dan Usia

Penampilan saat Dies Natalis UGM ke-70 merupakan penampilan kedua mereka.

Dalam acara Malam Alumni itu, Kagama Karawitan membawakan beberapa gendhing, salah satu di antaranya Mars Kagama.

Tika menuturkan, satu gendhing ini benar-benar baru di-compose dan baru pertama kali ditampilkan.

Gendhing ini menggambarkan semangat Kagama yang terus menyala dan saling bahu membahu membangun negara di semua bidang.

Kagama Karawitan berharap bisa selalu semangat untuk terus melestarikan budaya adiluhung, seiring dengan semangat yang melantun di lagu ini.

Baca juga: Rektor Panut Mulyono Jelaskan Filosofi Nitilaku UGM