Tips Makan Sehat Selama Berpuasa di Tengah Pandemi, Agar Tak Kena Penyakit Berat

250

Baca juga: Pengalaman Budi Setiyono di Perhutani: Rumahnya Pernah Dirusak Usai Tangkap Pencuri Kayu

Nantinya, sebagian gula yang dihasilkan dari asupan makanan disimpan dalam bentuk glikogen pada sel hati dan otot.

“Kalau habis kemudian lemaknya dibakar. Itulah alasannya mengapa orang puasa performanya bagus. Banyak yang heran kan ketika lebaran bisa pakai celana yang lama, itu lemaknya sudah dibakar,” jelasnya.

Kala buka puasa, Probosuseno memberikan saran untuk mengonsumsi makanan yang mudah diserap tubuh.

Beberapa makanan yang bisa dikonsumsi antara lain kurma, pisang, pepaya, hingga tomat. Setelah itu, baru bisa mengonsumsi makanan berat.

Urutan konsumsi makan ini memungkinkan masyarakat terhindar dari penyakit yang berat.

Baca juga: Pesan Terakhir Didi Kempot kepada UGM

“Kalau langsung makan berat salah-salah bisa kena jantung. Itu yang dilakukan Rasulullah, makan secukupnya, nanti setelah tarawih bisa dilanjut lagi,” tutur Probosuseno.

“Adanya makanan yang masuk penting untuk metabolisme lagi saat malam, namanya anabolisme untuk tubuh, nanti sahur ada asupan lagi,” imbuhnya.

Menyoal asupan cairan, Probosuseno mengungkap berapa banyak konsumsi air yang dibutuhkan oleh seseorang.

Konsumsi cairan bisa diketahui dengan rumus 30 cc dikali dengan jumlah berat badan.

“Ibarat sawah, sawahnya luas ya irigasinya banyak. Kalau gitu selnya bisa hidup semua,” tutur Ketua KSM Geriatri Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito ini.

“Jika kurus dan minumnya terlalu banyak nanti bisa kencing terus. Untuk orang gemuk kalau minumnya terlalu sedikit bisa terkena penyakit batu empedu dan kencing batu,” ujarnya menambahkan. (Ez/-Th)

Baca juga: Kata Dosen FIB UGM, Social Distancing adalah Cara Beragama yang Menghargai Kehidupan