Tim “ALMINO” UGM Rebut Posisi Enam Besar Dunia

212

BULAKSUMUR, KAGAMA – Ketergantungan dunia pada penggunaan sumber energi fosil menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Pada tahun ini US Energy Information Administration (EIA) 2017 merilis pemakaian bahan bakar fosil akan meningkatkan emisi beberapa polutan ke udara seperti SO2, NOx, dan CO2.

Pada 2016 BP Global  mencatat konsumsi energi primer global meningkat sebesar 1% di tahun 2015. Penggunaan minyak bumi masih menjadi bahan bakar utama sebesar 32,9% dari total konsumsi energi global. Setiap harinya konsumsi minyak bumi global mencapi 1,9 juta per barel.

Fenomena tersebut mendorong lima mahasiswa UGM mengembangkan inovasi di bidang teknologi guna meminimalisasi dampak lingkungan sekaligus krisis energi akibat penggunaan energi fosil. Mereka mengembangkan sebuah alat berupa microbubble generator. Alat tersebut berfungsi  meningkatkan produktivitas tanaman mikroalga yang potensial dimanfaatkan sebagai bioenergi.

Kelima mahasiswa adalah Bagas Alqadri, Syahirul Alim Ritonga, Levina Ariesta Mayasari, dan  Arief Faqihudin dari Teknik Mesin serta Lathifah Zahra dari Fakultas Biologi. Teknologi tersebut juga berhasil meraih Merit Award dalam Energy innovation Challenge 2017. Dalam kompetisi yang digelar di Suntec Exhibition, Singapura pada 19-21 Juli 2017, tim ini berhasil masuk dalam posisi 6 besar dunia. Kompetisi diikuti puluhan tim dari berbagai perguruan tinggi di dunia.

Bagas menjelaskan bahwa mikroalga memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan sebagai sumber bioenergi. Sayangnya, produktivitas mikroalga yang dibudidayakan petani ganggang masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan dalam budidaya masih menggunakan metode tradisional dan membutuhkan lahan yang luas. Cara-cara budidaya seperti ini belum mampu menghasilkan mikroalga yang dapat berkembang dengan cepat dan jumlah yang banyak.

“Karenanya kami membuat alat yang dapat mendorong peningkatan pertumbuhan mikroalga dengan cepat,” ungkapnya, Selasa (25/7/2017) di Fakultas Teknik UGM.

Microbubble Generator: inovasi teknologi meminimalisasi dampak lingkungan serta krisis energi akibat penggunaan energi fosil (Foto Dok. Humas UGM)
Microbubble Generator: inovasi teknologi meminimalisasi dampak lingkungan serta krisis energi akibat penggunaan energi fosil (Foto Dok. Humas UGM)

Alat yang dimaksud adalah teknologi microbubble generator yang diberi nama “ALMINO”. Teknologi ini membantu dalam mengoptimalkan perumbuhan mikroalga sebagai sumber bioenergi yang menjanjikan di masa depan. Tidak hanya itu, teknologi ini juga dapat berkontribusi dalam upaya meredam efek pemanasan global  dengan menangkap karbondioksida (CO2) di udara untuk digunakan sebagai bahan fotosintesis mikroalga.

“Teknologi ini mampu meningkatkan distribusi jumlah CO2 terlarut dalam air karena menghasilkan ukuran gelembung yang lebih kecil dibandingkan ukuran gelembung dari aerator biasa,” terangnya.

Microbubble generator  memecah ukuran partikel CO2 menjadi ukuran mikro. Ukuran yang lebih kecil ini menjadikan CO2 lebih mudah diserap oleh mikroalga. Dari hasil pengamatan langsung, kolam budidaya mikroalga yang dipasangi microbubble generator menunjukkan perkembangan yang lebih bagus dibanding kolam yang dipasangi aerator biasa.

“Warna mikroalga lebih hijau. Ini menunjukkan perkembangan yang jauh lebih baik,” ujarnya.

Arief Faqihudin menambahkan, selain dapat meningkatkan jumlah CO2 terlarut dalam air, teknologi ini juga mampu mendistribusikan partikel CO2 hingga ke dasar kolam. Di samping hal tersebut juga mampu menekan jumlah CO2 di alam.

“CO2 di alam ditangkap oleh penangkan CO2 untuk dimasukkan ke dalam microbubble genarator.  Selanjutnya CO2 dipecah menjadi partikel berukuran mikro untuk disemprotkan ke kolam bersama air,” paparnya.

ALMINO dikembangkan dalam rangkaian yang tergolong sederhana. Memiliki dua komponen utama, yaitu microbubble generator dan penjernih air. Dibuat menjadi instalasi dengan pompa dan selang. Dalam pengembangan instalasi ini menghabiskan biaya sekitar Rp 1,5 juta rupiah.

“Alat ini  mudah digunakan, mudah diaplikasikan, serta mudah dalam perawatannya,” tuturnya.

ALMINO merupakan inovasi yang tak hanya mampu membantu meningkatkan produktivitas mikroalga yang potensial menjadi sumber energi masa depan. Keunggulan lain mampu menurunkan efek pemanasan global. [Humas UGM/Ika/rts]