Tiga Menteri Jokowi Kunjungi Tiongkok, Perkuat Kerja Sama untuk Pulihkan Ekonomi Indonesia

222

Baca juga: Warganya Dipercaya sebagai Wawalkot, Kagama Kaltim Siap Wujudkan Akselerasi Pembangunan di Samarinda

“Kami mengharapkan dukungan Pemerintah RRT untuk dapat memfasilitasi kembalinya para pelajar Indonesia ke tempat studi masing-masing di Tiongkok, mengingat perkuliahan dan sekolah di Tiongkok telah kembali normal sejak akhir 2020,” ujarnya.

Tiongkok sebagai investor asing kedua terbesar di Indonesia memiliki sejumlah potensi perluasan kerja sama bisnis dengan Indonesia.

Dalam hal ini, Menteri BUMN RI juga telah mengoptimalkan kunjungan ke Tiongkok untuk bertemu dengan perusahaan industri baterai listrik CBL.

Menteri Erick juga bertemu dengan pihak perusahaan pembangun kilang smelter grade alumina (SGA) Chalieco yang telah memiliki investasi di Indonesia dan berminat untuk memperluas investasinya ke kota-kota lain di Indonesia.

CBL, yang merupakan platform perusahaan CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.) merencanakan investasi untuk mengembangkan rantai industri baterai di Indonesia.

Rencana tersebut diawali dari pengolahan bahan baku nikel, pembangunan charging station sampai dengan manufaktur kendaraan listrik.

Menteri BUMN menegaskan dukungan Pemri bagi kelangsungan investasi perusahaan di Indonesia.

Baca juga: Berpotensi Untung Besar, Begini Kiat Berbisnis Tanaman Anggrek Ala Heni Indarwati

Sebagai salah satu agenda pokok kunjungan di Tiongkok, Menteri BUMN juga telah bertemu dengan Vice Chairman State-Owned Assets Supervision and Administration Commission (SASAC) RRT.

Pertemuan tersebut untuk membahas kerja sama antara BUMN Indonesia dan Tiongkok.

Yang dibahas antara lain pembentukan platform kerja sama konkrit dan saling menguntungkan bagi BUMN kedua negara.

Tujuannya untuk lebih mengembangkan potensi BUMN sebagai bagian dari reformasi dan transformasi BUMN.

“SASAC juga akan memfasilitasi BUMN Indonesia untuk mencarikan mitra lokal di Tiongkok yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia,” terang Erick Thohir

Terkait perdagangan, dari hasil pertemuan antara Mendag RI dengan berbagai perusahaan Tiongkok yang bergerak di produk pertanian dan furnitur, telah dihasilkan komitmen impor dari Indonesia sebesar USD 1,38 miliar atau Rp 20,04 triliun.

Realisasi komitmen tersebut diharapkan dapat berkontribusi signifikan untuk lebih memperbaiki neraca dagang Indonesia dan Tiongkok.

Baca juga: Kagama Pemalang Salurkan Bantuan 1.000 Bibit Kelapa kepada Kelompok Tani Desa Purana