Terobosan Sapto Amal Tingkatkan Kinerja Badan Pemeriksa Keuangan RI

1296

Baca juga: Sebanyak 14 Mahasiswa Asal Papua Kuliah di Rusia

Sapto menjelaskan, museum ini penting, bukan saja untuk menyimpan benda bersejarah sejak BPK berdiri 1947, tetapi menjadi pusat pengetahuan dan pendidikan tentang pengelolaan dan pemeriksaan keuangan negara.

Khususnya, mengenai peran BPK dalam menjaga aset negara sejak Indonesia merdeka.

Merasa Beruntung Menjadi Akuntan

 “Masa 10 tahun sebagai anggota BPK sejak 2007-2014 dan kemudian Wakil Ketua BPK pada 2014-2017 penuh dengan dinamika dan tantangan yang menguras kemampuan Saya selaku seorang akuntan. Alhamdulillah, justru karena Saya seorang akuntan, maka banyak tugas dan pekerjaan yang bisa Saya lakukan, yang tentu akan berbeda jika bukan akuntan,” ungkap pria yang saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT. Jasa Marga (Persero).

Sesuai bidang tugasnya, BPK memerlukan dukungan orang yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan di bidang akuntansi dan audit.

Sebagai orang yang bekerja sebagai akuntan cukup lama, Sapto merasa terbantu dengan pengetahuan dan pengalamannya sebagai akuntan.

Pasca purna bakti dari BPK pada 2017, Sapto tetap ingin memberikan nilai tambah bagi profesi akuntan.

Dia yakin, pengalamannya selama 10 tahun mengabdi di sektor publik akan memberi nilai tambah bagi kemajuan dunia profesi.

Saat ini, Sapto bergabung sebagai senior partner KAP Amir Abadi Jusuf yang merupakan bagian dari RSM Indonesia.

Salah satu sesepuh dari Kafegama itu, merasa cocok dengan KAP, karena memiliki visi yang sejalan, yaitu memberikan hasil kerja yang professional dan bermanfaat, serta berkontribusi bagi profesi, industri, dan ekonomi Indonesia.

Kini sebagai Pengurus IAPI, Sapto ingin IAPI menjadi organisasi profesi yang berdaya, dipercaya oleh publik, kredibel, dan memiliki eksistensi di mata pemangku kepentingan, serta memberikan manfaat signifikan bagi seluruh anggotanya. (Kinanthi)

Baca juga: Prof. Rini Indrati Selalu Berebut Kursi Paling Depan Semasa Kuliah