Teliti Manfaat Teknologi Nuklir bagi Kehidupan, Hantarkan Agus Budhie Wijatna Jadi Guru Besar

918

Baca juga: Lawan 37 Kelompok dari 3 Negara, Tim Mobil Listrik Arjuna UGM Kantongi 4 Penghargaan

Menurut Agus, pemanfaatan teknologi nuklir di Indonesia digunakan di sektor energi dan sektor non-energi, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU) No. 31 tahun 1964, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom.

Komitmen kuat Pemerintah Republik Indonesia untuk menggunakan teknologi nuklir hanya untuk tujuan damai, dalam rangka memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selain itu juga untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia dikuatkan dengan meratifikasi traktat non-proliferasi senjata nuklir (non-proliferation treaty of nuclear weapon, NPT) bersama 187 masyarakat internasional lainnya sejak tanggal 1 Juli 1968.

Dari hasil penelitiannya selama 39 tahun menjadi dosen, Agus juga mengungkap, teknologi nuklir dapat digunakan sebagai perunut di bidang industri, hidrologi, konstruksi, pertanian, kedokteran, dan lingkungan.

“Banyak persoalan yang rumit yang tidak dapat diselesaikan secara konvensional, dapat diselesaikan lebih cepat dan akurat dengan memanfaatkan perunut isotop (isotopic tracer),” jelas Agus.

Baca juga: KAGAMA Gelanggang dan KAGAMA Qurban Network Serahkan Kambing ke Masyarakat Lereng Merapi-Merbabu

Isotop Alam Komplemen dari Isotop Buatan, Lebih Ramah Lingkungan

Menurut International Atomic Energy Agency, definisi bebas dari perunut (tracer) adalah entitas kimiawi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengamati, dan mempelajari karakteristik berbagai proses fisika, proses kimia, atau proses biologis yang terjadi pada suatu materi atau obyek yang sedang diteliti.

Secara garis besar, zat perunut dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni perunut buatan (artificial tracer) dan perunut alami (natural tracer).

“Di antara sekian banyak pilihan, perunut yang ideal adalah perunut yang secara kimiawi menyatu dengan materi yang dirunut, atau secara atomik se-isotop dengan unsur yang dirunut,” jelas Agus.

Perunut se-isotop dengan materi yang dirunut, artinya nomor atom perunut sama dengan nomor atom yang dirunut, namun memiliki nomer massa yang berbeda.

Karena nomer atomnya sama dan nomer massanya berbeda, maka perunut memiliki sifat kimia sama dengan yang dirunut, namun memiliki sifat fisika yang berbeda.

Baca juga: Pesan Optimisme 5 Pejabat dan Menteri KAGAMA atas Dibukanya Pintu Wisata Bali