Teknologi Pemanfaatan Batu Bara Bersih Belum Berkembang, Mengapa?

1154

Baca juga: Konser Gemilang 70th UGM Hadirkan Musisi Lintas Angkatan dan Tertawa Bareng Cak Lontong

Namun, pastinya ini perlu biaya tambahan.

Meskipun demikian fossil fuel masih menjadi kebutuhan utama hampir semua orang, karena cukup praktis dalam menghasilkan energi.

Kini, yang menjadi PR adalah terus melakukan pengembangan teknologi pemanfaatan batu bara, agar efisiensi pemanfaatannya semakin baik.

“Dalam upaya ini, Indonesia belum se-advance negara lain. Tapi, sudah ada riset-riset dalam skala laboraturium, salah satunya riset dari UGM yaitu tentang pencairan batu bara,” tuturnya.

Batu bara yang padat diubah menjadi cairan atau batu bara diubah menjadi bentuk gas.

Baca juga: Solusi untuk Ujaran Kebencian yang Semakin Marak

Dengan ini sudah terbukti efisiensi energinya lebih bagus.

“Nah, hal-hal semacam itu yang seharusnya menjadi konsen dalam penelitian  pemanfaatan batu bara. Karena ke depannya pasti kita butuh sumber energi yang efisiensi energinya bagus,” tandas Hendra.

Persoalannya, kata Hendra, riset-riset ini baru sampai pada skala laboraturium.

Harapannya bisa dibuat pilot project yang nantinya dibawa ke skala industri.

Namun, belum lama ini sudah ada riset tentang pemanfaatan batu bara ke skala industri di Jawa Barat.

“Nanti kita lihat perkembaangannya seperti apa. Sebab, hilirisasi riset untuk menghasilkan efisiensi pemanfaatan energi batu bara bersih, tidak pernah terjadi di Indonesia,” ujarnya. (Kinanthi)

Baca juga: Menikmati Bakso Tanpa Kuah di Warung Bakso Tusuk Bu Sainah