Teknologi Berkembang Pesat, Masyarakat Jangan Hanya Jadi Penonton!

245
Imam Wahyudi, jurnalis dan pengamat milenial mengatakan pada 2030 ada 130 juta jiwa usia produktif. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton! Foto: Taufiq Hakim
Imam Wahyudi, jurnalis dan pengamat milenial mengatakan pada 2030 ada 130 juta jiwa usia produktif. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton! Foto: Taufiq Hakim

KAGAMA.CO, MEDAN – Pemanfaatan teknologi inklusif mendorong kontribusi Gojek terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut riset terbaru, Gojek telah berkontribusi sebanyak Rp55 triliun di bidang ekonomi Indonesia pada 2018.

Demikian disampaikan VP of Corporate Affairs Michael Reza Say dalam Seminar sesi pertama bertajuk “Inovasi dan Disrupsi Industri 4.0”,  pada Kamis (3/10/2019).

Seminar tersebut merupakan rangkaian Millenial Fest Industri 4.0 yang digelar pada tanggal 3-5 Oktober 2015 di Ballroom Hotel Adimulia, Kota Medan.

Selanjutnya akan digelar seminar sesi kedua, dan sesi ketiga pada Jumat (4/10/2019).

Seminar Millenial Fest Industri 4.0. Foto: Taufiq Hakim
Seminar Millenial Fest Industri 4.0. Foto: Taufiq Hakim

Baca juga: Panitia Seminar Pra-Munas KAGAMA XIII Kenakan Busana Adat Nusantara

Dalam seminar bertajuk “Inovasi dan Disrupsi Industri 4.0” itu, Michael membabar riwayat Gojek hingga menjadi unicorn seperti sekarang ini.

Menurutnya, di era kini, banyak masyarakat yang masih menolak kehadiran teknologi sebab tidak bisa menggunakannya dengan baik.

Dia mencontohkan Gojek lahir sebab berkembangnya teknologi, dan adanya masalah sosial di Jakarta pada 2010.

Saat itu Founder Gojek Nadiem Makariem melihat mobilitas di perkotaan semakin padat, kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan, dan keterbatasan akses di sektor informal.

Nadiem, melalui garasi sewaan di Jalan Kerinci, Jakarta, membuat platform untuk mengakomodasi para tukang ojek agar  ada solusi untuk inefisiensi dan keterbatasan akses tersebut.

Baca juga: Alasan Seminar Pra-Munas KAGAMA Digelar di Museum Ranggawarsita, Bukan di Hotel