Tata Kelola Rotan di Kalsel Dinilai Buruk, Begini Kendala dan Solusinya

553

Baca juga: Ganjar Imbau KAGAMA Bogor Raya Giat Mendukung Pemerintah Setempat dalam Pencegahan Covid-19

Dia memaparkan, perusahaan berusaha berdamai dengan keadaan, yakni memaksimalkan potensi pasar yang ada dan berusaha menyerap sebanyak mungkin pasokan bahan baku mentah yang ada.

Namun, perusahaan menyadari bahwa industri rotan semakin sedikit maka daya serap terhadap rotan bulat semakin berkurang.

Alumnus Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1985 ini menegaskan, hal itu tersebut berdampak langsung terhadap perekonomian petani rotan.

Dalam kesempatan tersebut, KAGAMAHUT Kalsel memberikan rekomendasi solusi, serta mendorong Pemerintah Pusat agar membuat sejumlah kebijakan khusus tentang ketentuan ekspor rotan dan produk rotan.

Baca juga: Alumnus HI UGM Angkatan 1989 Dilantik Jadi Staf Ahli Kemenko Marves

Di samping itu, sangat penting juga membangun database yang terbuka, terintegrasi, dan sistematis dalam proses perdagangan rotan dari hulu hingga ke hilir.

“Jika kondisi tersebut terwujud maka monopoli perdagangan dapat diminimalisir,” jelas Galeh Primadani, Bidang Media dan Informasi Publikasi KAGAMAHUT Kalsel.

Usaha tersebut, kata dia, dapat mendorong industri dan perdagangan rotan bidang usaha yang sehat, sehingga kesejahteraan masyarakat bidang usaha yang sehat, sehingga kesejahteraan masyarakat pendapatan negara juga dapat terdongkrak. (Kn/-Th)

Baca juga: Bupati Teluk Bintuni Sulap Hutan Kota Jadi Gembira Loka Mini