Tantangan Profesi dan Kurikulum Pendidikan Akuntansi di Era Digital

1317
Akuntan harus dapat mengimbangi kemajuan teknologi. Foto: Accountants-day.info
Akuntan harus dapat mengimbangi kemajuan teknologi. Foto: Accountants-day.info

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Sebagai senior partner di RSM Indonesia dan keterlibatannya di Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), Drs. Sapto Amal Damandari, Ak, C.P.A., melihat tantangan besar bagi profesi akuntan.

Tantangan tersebut seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan holistik.

Dalam hal ini organisasi semakin mengarah pada digitalisasi.

Alumnus Jurusan Akuntansi UGM angkatan 1985 ini menerangkan, tren digitalisasi berdampak bagi profesi akuntan, karena berpengaruh besar pada proses bisnis organisasi.

Akuntan harus dapat mengimbangi kemajuan teknologi informasi tersebut dengan kemampuan atau skil yang memadai agar dapat berfungsi dengan baik.

Baca juga: Lengang Gedung Pusat UGM dan Sapaan Seram Pria Belanda

Artinya, digitalisasi proses bisnis harus diimbangi dengan kemampuan untuk memahami proses bisnis tersebut, bahkan dituntut mampu mengoperasikannya juga.

“Tentunya akan sangat tidak wajar jika semua proses sudah digital, tetapi akuntan masih bekerja secara manual, atau tertatih-tatih kerjanya dalam lingkungan yang sudah digital,” jelas Komisaris Utama Jasa Marga ini.

Digitalisasi juga bisa berpengaruh pada kebutuhan akan peninjauan terhadap standar profesi dan kurikulum pendidikan akuntansi agar bisa memenuhi perkembangan yang ada.

Ketua Program Pendidikan Profesi Akuntan FEB UGM, Prof. Dr. Slamet Sugiri, memaparkan perkembangan profesi akuntan saat ini.

Menurutnya, UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, saat ini menyediakan 97 persen lapangan pekerjaan.

Baca juga: Bukan Cuma Sampah yang Bikin Wilayah Perkotaan Alami Banjir