Tantangan Pendidikan Indonesia di Masa Pandemi

545
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK, Prof. Dr. Rer. Soc. Agus Sartono, MBA, memaparkan tantangan di bidang pendidikan di tengah pandemi virus corona. Foto: Kominfo
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Kemenko PMK, Prof. Dr. Rer. Soc. Agus Sartono, MBA, memaparkan tantangan di bidang pendidikan di tengah pandemi virus corona. Foto: Kominfo

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR –  Prof. Dr. Rer. Soc. Agus Sartono, MBA, menyebut munculnya pandemi virus corona kini membuat banyak pihak tergagap.

Tak hanya masyarakat, bahkan pemerintah dan peneliti juga ikut kesulitan untuk menangani virus yang disebutnya ‘cerdas’.

Hal tersebut dia sampaikan dalam Webinar bertajuk Tata Kehidupan Jejaring (Gotong Royong dan Empati) Dalam Menghadapi Covid-19 pada Jumat (12/6/2020).

“Cerdas karena perkembangannya sangat cepat dan semua berusaha berkejaran dengan waktu untuk mengendalikannya,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) ini.

Menurut alumnus FEB UGM ini, vaksin corona hingga akhir tahun ini sulit ditemukan. Sehingga skenario terburuk adalah penerapan protokol kesehatan hingga akhir tahun mesti dilakukan.

Baca juga: KAGAMA DKI Berbagi Cerita tentang Suka Duka Penanganan Pasien Covid-19

Hal ini, kata Agus, dimaknai sebagai plajaran untuk hidup bersih dan sehat.

Menilik lebih jauh, Agus melihat bahwa dampak paling nyata dari pandemi virus corona adalah perlambatan ekonomi.

Hal ini kemudian menyebabkan penyesuaian pertumbuhan ekonomi di Indonesia, dari target 5,3 persen turun menjadi 2,3 persen.

“Tantangan terbesar lainnya adalah soal pengangguran yang meningkat, dari 2,92 juta menjadi 5,23 juta pengangguram baru di 2020,” ungkap Agus.

Hal ini disebabkan lapangan kerja yang berkurang akibat pandemi covid-19 ini, jika ditambahkan ada 7,5 juta pengangguran terbuka, ada 12, 5 juta pengangguran yang membutuhkan lapangan kerja.

Baca juga: Pemred Koran Tempo: Yang Membuat Kita Bisa Menulis Bukanlah Bakat