Tanpa Vaksin, Pandemi Covid-19 Berakhir Paling Cepat Akhir 2021

709
Koordinator tim respons Covid-19 UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D memperkirakan pandemi Covid-19 paling cepat selesai pada akhir 2021, bahkan bisa lebih lama lagi jika tidak ditemukan vaksin yang potensial. Foto: Radar Jogja
Koordinator tim respons Covid-19 UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D memperkirakan pandemi Covid-19 paling cepat selesai pada akhir 2021, bahkan bisa lebih lama lagi jika tidak ditemukan vaksin yang potensial. Foto: Radar Jogja

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Beberapa waktu lalu WHO menyatakan bahwa Covid-19 masih sulit dikendalikan hingga lima tahun ke depan. Bisa lebih cepat atau bahkan lebih lama lagi.

Koordinator tim respons Covid-19 UGM, dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D, mengatakan, tersedianya vaksin, kemampuan menerapkan herd immunity, sampai terjadinya mutasi virus akan mempengaruhi durasi pandemi Covid-19.

Ada wacana bahwa masyarakat ke depan harus berdamai dengan virus ini lewat penerapan New Normal.

Hal tersebut dia sampaikan dalam acara Syawalan Daring KAGAMA se-Indonesia Raya, pada Minggu (31/05/2020).

“Flu Spanyol yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, korban mencapai 50-100 juta penduduk dengan angka kematian sampai 10-12 persen. Pandemi berlangsung pada tahun 1918-1919,” ujar Doni, panggilannya.

Baca juga: Gama Melon UGM Terima Hak Perlindungan Varietas Tanaman dari Kementerian Pertanian RI

Dia menerangkan, flu spanyol saat itu tidak hanya terjadi dalam satu gelombang.

Gelombang pertama jumlah kasus masih sedang, lalu gelombang berikutnya lebih besar, seiring dengan adanya mobilitas karena perang dunia I.

Sementara itu, Covid-19 merupakan penyakit menular. Penyebab utama seseorang terpapar virus ini adalah kekebalan tubuh yang lemah.

“Dalam kondisi tertentu orang yang terpapar Covid-19 hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tak memiliki gejala sama sekali. Tetapi, mereka bisa menularkan. Ini jelas menjadi tantangan besar pencegahan Covid-19,” jelasnya.

Doni memprediksi, selama Covid-19 masih belum terkendali, pasien yang akan masuk ke rumah sakit mungkin bisa mencapai 15-20 persen penduduk.

Baca juga: KAGAMA Jambi Salurkan Bantuan APD kepada Satgas Covid-19 Setempat