Tak Ingin Berspekulasi, Begini Cara Nurdin Santosa Pertahankan Bisnis Jamur di Masa Pandemi

485

Baca juga: Mekanisasi Pertanian Bukan Sekadar Mengganti Cara Manual dalam Bertani

“Selama pandemi ini, kami juga menunda untuk ekspansi. Kami punya planning pada 2019 lalu untuk menambah kapasitas lagi pada 2020. Namun, karena situasi pasar saat ini sedang sulit, rencana tersebut ditunda, karena kami tidak ingin berspekulasi.”

“Lalu kami gunakan waktu untuk memperkuat data pasar. Setidaknya barang kita masih ada yang terjual. Kami juga harus tentukan arah, jika suatu saat ada barang yang tidak terjual,” tytyr Wakil Ketua Petani Jamur Nusantara ini.

Sebelumnya, budidaya jamur yang ditekuni Nurdin dimulai dari 500 baglog (media jamur), 1.500 baglog, 3.000 baglog, hingga akhirnya berkembang sampai kapasitas 120.000 baglog untuk pribadi. Produksi baglog sekitar 50.000-60.000 per bulan.

“Kadang 40-60 persen kita tanam sendiri dan sebagian lagi kita kirim ke petani mitra. Jadi, kami membuka kemitraan dengan petani terkait beklop sekaligus memberikan edukasi tentang budidayanya,” pungkas alumnus UGM angkatan 2006 ini. (Kn/-Th)

Baca juga: Mimpi Besar Bupati Petrus Kasihiw terhadap 3 Potensi Biota Mangrove di Teluk Bintuni