Tak Cuma Kawasaki Penyakit yang Timbul Akibat Salah Pilih Skincare

655

Baca juga: Persembahan Mars KAGAMA dari KAGAMA Jabar untuk Seluruh Alumni dan Almamater Tercinta

Di sisi lain, bukan kawasaki saja penyakit yang dapat timbul karena kekurangcermatan memilih kosmetik perawatan kulit.

Pakar kosmetika UGM dr. Kristiana Etnawati, MPH, Sp.KK, pernah mengatakan, kerusakan otak permanen, gangguan ginjal, dan kanker, adalah penyakit lain yang bisa muncul.

Itu terjadi bila kosmetik yang digunakan menggunakan bahan berbahaya dan dosis berlebihan.

“Bahan-bahan itu antara lain, yang mengandung logam berat merkuri atau air raksa pada pemutih wajah, zat pewarna rhodamin B dan merah K.3, hydroquinone,” tutur dr. Kristiana, dalam talkshow Choose Your Cosmetic for Healthy and Beautiful Skin di Fakultas Kedokteran UGM, Minggu (18/11/2007).

Pandangan serupa juga dinyatakan oleh pakar kesehatan kulit UGM dr. Arief Budiyanto PhD, SpKK, pada waktu yang berbeda.

Hanya saja, dr. Arief mempersempit cakupan pada bahan hydroquinone pada kosmetik pemutih kulit.

Merujuk berbagai hasil penelitian, dia menilai hydroquinone bisa memicu kanker dan sangat berbahaya bagi kesehatan kulit jikalau digunakan dalam jangka waktu lama.

Baca juga: Jadi Jagoan Fotografi dalam Sehari? Ikuti KAGAMA YUK MOTRET II!

“Efek samping tersebut dapat berupa iritasi ringan, eritem, hiperpigmentasi, hingga kelainan yang lebih berat,” ucap dr. Arief, Rabu (5/3/2008) di Gedung Radioputro FK UGM.

“Misalnya dermatitis kontak berpigmen, ookronosis, leukoderma kontak serat pigmentasi pada kuku, hingga kanker,” katanya lagi.

Lulusan S3 Kobe Gakuin University ini menyesalkan pemahaman konsep yang masih minim antara kosmetik dan kosmesetikal.

Menurutnya, produk kosmetik lebih banyak dijual bebas untuk orang awam.

Sedangkan, penggunaan produknya kosmesetikal harus memakai resep dari dokter lantaran mengandung unsur obat.

“Ini yang perlu kita luruskan tentang regulasi penggunaannya, yang berhak menggunakan pemutih bukan sembarang dokter,” kata dr. Arief.

“Paling tidak (harus) melalui dokter spesialis kulit. Sebab, merekalah yang tahu tentang penggunaan obat dan efek yang ditimbulkan,” jelasnya. (Tsalis)

Baca juga: 3 Misi Joko Martono Pimpin KAGAMA Kaltim Jelang Perpindahan Ibu Kota Negara