Sunan Kudus yang Ahli dalam Berbagai Bidang

1906

Baca juga: Almarhum Prof. Hartono di Mata Kolega: Tegas, Amanah, dan Senang Berbagi

Purwadi menyebut, Jafar memiliki keahlian di bidang pemerintahan, sosiologi, antropologi, psikologi, dan humaniora.

Berbekal ilmu tersebut, Jafar memberikan ajaran kepada muridnya untuk mengutamakan kepentingan orang banyak.

Murid-murid itu termasuk raja-raja Jawa yang memimpin Kesultanan Demak dan Pajang.

Orang-orang kemudian mengenal Jafar dengan nama Sunan Kudus. Hal ini setelah Tajug berubah nama menjadi Kudus pada 1527.

“Kudus berasal dari kata Arab al Quds, yakni Baitul Mukadis. Nama yang diberikan kepada tempat itu waktu dinyatakan sebagai tempat suci oleh Kanjeng Sunan Kudus,” kata Purwadi.

Baca juga: Aksi Solidaritas KAGAMA Balikpapan untuk Tenaga Non Kesehatan Rumah Sakit

Kata Purwadi, Sunan Kudus juga menjunjung tinggi kelestarian alam dengan ajaran kesadaran ekologi dan ekonomi.

Salah satu wasiatnya adalah mencegah penebangan liar di sepanjang Gunung Kendeng yang terdapat kayu jati berkualitas tinggi.

“Kayu jati sebagai barang komoditi perlu diatur dengan ketat. Itulah praktik amar makruf nahi munkar dalam bidang lingkungan,” ucap Purwadi.

“Sunan Kudus berusaha dengan sekuat tenaga untuk memayu hayuning bawana,” jelas pria kelahiran 1971 ini.

Dalam hal ekonomi, Purwadi bertutur, Sunan Kudus menganjurkan untuk bersikap adil dan tepa selira.

Baca juga Dubes Salman: Hubungan Indonesia dengan Afrika Selatan Sudah Berumur Lebih dari 325 Tahun