Strategi Pegiat Dunia Film untuk Dapat Bertahan pada Masa Pandemi

1150
Ketua Lembaga Sensor Film alumnus UGM, Rommy Fibri Hardiyanto, menjelaskan siasat agar pegiat industri perfilman dapat bertahan pada masa pandemi. Foto: Ist
Ketua Lembaga Sensor Film alumnus UGM, Rommy Fibri Hardiyanto, menjelaskan siasat agar pegiat industri perfilman dapat bertahan pada masa pandemi. Foto: Ist

KAGAMA.CO, JAKARTA – Rommy Fibri Hardiyanto sadar bahwa fungsi film sebagai tontonan sangat krusial.

Ketua Lembaga Sensor Film RI ini menilai film punya peran dalam mempertahankan nilai-nilai bangsa.

Pasalnya, selain menjadi media komunikasi, film juga bisa melakukan penetrasi budaya.

Hal itu menurutnya agar suatu bangsa tidak kehilangan jati diri.

Hanya saja, situasi pandemi Covid-19 membuat Rommy miris dengan nasib pegiat film dan hiburan di Indonesia.

Baca juga: Ganjar Harap KAGAMA Berikan Rekomendasi Penyelamatan Ekonomi Rakyat

“Rata-rata bioskop tutup, rumah produksi berhenti beroperasi, dan iklan TV turun drastis,” kata Rommy, dalam webinar yang diadakan London School of Public Relation, belum lama ini.

“Pemirsa naik tapi iklan turun 40-50 persen. Sekarang televisi banyak menyiarkan program ulangan.”

“Sementara itu, pelaku industri kreatif (aktor, artis, sutradara) mengalami pemotongan gaji 50 persen karena jobless,” jelasnya.

Menurut Rommy, krisis di dunia perfilman tidak akan selesai pada akhir tahun ini.

Sebab, film yang masuk daftar antara Februari hingga saat ini belum bisa tayang di bioskop.

Baca juga: Direktur PT Danareksa Sekuritas Sebut UMKM Bisa Dapatkan Sumber Pembiayaan dari Pasar Modal