Strategi Menyelamatkan Bisnis Jasa Pendidikan di Masa Pandemi

2853
Alumnus Magister Administrasi Bisnis UGM angkatan 1996 ini mengungkapkan, sebetulnya pemerintah sudah lama mengizinkan adanya full online learning bagi institusi pendidikan. Namun, masyarakat dan sebagian lembaga pendidikan tinggi masih nyaman dengan sistem pembelajaran atau perkuliahan tatap muka. Foto: Ist
Alumnus Magister Administrasi Bisnis UGM angkatan 1996 ini mengungkapkan, sebetulnya pemerintah sudah lama mengizinkan adanya full online learning bagi institusi pendidikan. Namun, masyarakat dan sebagian lembaga pendidikan tinggi masih nyaman dengan sistem pembelajaran atau perkuliahan tatap muka. Foto: Ist

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Beberapa tahun belakangan mulai muncul produk baru di bidang jasa pendidikan yang disebut massive open online course, yang ditawarkan oleh berbagai institusi pendidikan.

Sebelumnya, produk jasa ini diremehkan di kalangan pendidikan tinggi dan dianggap bukan pesaing.

Ketua Program Studi Manajemen, Universitas Surabaya (UBAYA), Deddy Marciano, mengatakan, kini massive open online course mulai dipertimbangkan di dunia bisnis pendidikan, seiring dengan tren belajar yang mulai berubah. Apalagi sejak adanya pandemi Covid-19.

“Kalau dulu ijazah menjadi sangat penting, tetapi ke depannya dalam rekrutmen pekerja, ijazah tidak selalu menjadi syarat utama. Melainkan kompetensi dan skilnya yang diutamakan,” ujarnya.

Hal tersebut Deddy sampaikan dalam webinar Bussiness Leadership Serial 4 bertajuk Challenges in Education Sector, yang digelar pada Sabtu (8/8/2020) oleh MM UGM dan KAFEGAMA MM.

Baca juga: Lulusan SMK Dicap Jadi Penganggur Terbesar di Indonesia, Dirjen Wikan: Itu Tak Akan Lagi Terjadi

Course ini, kata Deddy, lebih fleksibel dalam pelaksanaan belajar dan mengajarnya.Peserta didik bisa memilih materi sesuai keinginannya.

Hal ini berbeda dengan jasa pendidikan yang umumnya ditawarkan di berbagai kampus.

Biasanya mereka menawarkan paket yang berisi banyak materi dan sebagian di antaranya tidak dibutuhkan peserta didik.

Alumnus Magister Administrasi Bisnis UGM angkatan 1996 ini mengungkapkan, sebetulnya pemerintah sudah lama mengizinkan adanya full online learning bagi institusi pendidikan.

Namun, masyarakat dan sebagian lembaga pendidikan tinggi masih nyaman dengan sistem pembelajaran atau perkuliahan tatap muka.

Baca juga: Pandangan Helmy Yahya soal Gaya Kepemimpinan Ganjar Pranowo