Sosok Ketua FKY 2019 yang Bercita-cita Jadi Seniman Sejak Kecil

16225
Sejak kecil Paksi ingin menjadi seniman, lalu ia memutuskan untuk kuliah di jurusan Sastra Jawa UGM pada 2002. Foto: Paksi
Sejak kecil Paksi ingin menjadi seniman, lalu ia memutuskan untuk kuliah di jurusan Sastra Jawa UGM pada 2002. Foto: Paksi

KAGAMA.CO, BULAKSUMUR – Paksi Raras Alit atau yang akrab disapa Paksi, menghabiskan masa kecilnya di Taman Siswa.

Daerah ini kental akan seni dan budaya, sehingga sejak saat itu Paksi bercita-cita menjadi seniman. Paksi kemudian konsisten bermusik hingga saat ini.

Hal ini juga yang melatarbelakanginya memilih jurusan Sastra Jawa pada 2002.

Semasa mahasiswa, Paksi tidak hanya fokus kuliah, tetapi juga tetap bermusik seperti biasanya. Musik saat itu sudah menjadi bidang profesinya.

Ia juga memanfaatkan waktu luang di luar kuliah untuk bekerja part time. Paksi sempat bekerja paruh waktu di sebuah studio foto dan perusahaan desain interior.

Diceritakan oleh Paksi, mahasiswa UGM saat itu banyak yang kuliah sambil bekerja.

Baca juga: Mencicipi Hidangan Syukuran Panen Padi di Pasar Kangen

“Musik jadi profesi, istilahnya menjadi musisi yang berbayar. Sempat berganti-ganti band,” ungkap Paksi.

Dilansir dari blog pribadinya, Paksi berkarier di dunia musik dari nol. Mulai dari mengamen hingga akhirnya bisa membentuk sebuah band dan beberapa kali berkolaborasi dengan musisi lain.

Wijilan Kids dalam Konser Sariswara. Foto: Paksi
Wijilan Kids dalam Konser Sariswara. Foto: Kinanthi

Dinamika sebagai Musisi

Singkat sejarah, pada waktu itu, ia mengamen dengan grup yang diberi nama Terang Bulan.

Bersamaan dengan kesibukan di awal karier-nya itu, Paksi mulai mengalami keterbatasan finansial untuk membiayai kuliahnya, sehingga ia terpaksa cuti kuliah.

Masih bersama Terang Bulan, Paksi kemudian membangun kerja sama dengan perusahaan organizer outbound training.

Dalam pekerjaannya itu, ia bermain musik di berbagai rangkaian acara organizer tersebut.

Di saat yang sama ia juga mendapat kesempatan untuk berkeliling di tempat-tempat rekreasi di Pulau Jawa.

Baca juga: Pasar Kangen Jogja 2019 Angkat Tema Ketahanan Pangan dan Kemandirian

Di samping itu Terang Bulan juga mendapat kontrak dari Jogja TV sebagai home band di acara Rolasan.

Terang Bulan akhirnya bubar pada 2006 karena para personilnya memiliki jalan hidup masing-masing.

Namun, tak berhenti di situ, Paksi kemudian membentuk band akustik lagi bernama Bonanza bersama teman-teman kuliahnya.

Bonanza saat itu bersaing dengan Jasmine Akustik yang sama-sama berasal dari Sastra UGM.

“Pada era inilah saya gabung juga dengan banyak band,” tulis Paksi di blog pribadinya.

Suatu ketika, Paksi sempat mengalami dilema karena diminta bergabung dengan Jasmine Akustik untuk menggantikan vokalisnya.

Baca juga: Kegiatan Bermanfaat Sekaligus Menghibur untuk Mengisi Libur Semester

Dengan berbagai pertimbangan, Paksi memutuskan untuk melakukan merger antara Bonanza dengan Jasmine Akustik.

Bersama Jasmine Akustik yang baru, Paksi semakin totalitas dalam bermusik. Sampai akhirnya band ini mendulang kesuksesan.

Berkat kerja kerasnya itu, Paksi akhirnya bisa membiayai kuliahnya lagi dan lulus menjadi sarjana pada 2009.

“Ya memang kuliah saya swadaya, membiayai diri sendiri. Sampai lulus terus keterusan,” ungkapnya kepada KAGAMA.

Baca juga: Membincang Buku Kesenian Reog Ponorogo di Jawa Timur