Sony Anak Ideologis Profesor Mubyarto

966

Selama kuliah Sony tidak  pernah dibiayai orangtua. Ia mencari uang dengan berdagang batik yang dibeli dari Solo. Pada tahun ketiga ia mulai menulis di koran untuk membiayai hidup. Baru pada tahun keempat ia bertemu Muby karena mengambil mata kuliahnya yang termasuk wajib fakultas. Sony pun mulai dikenal vokal dan bakat menulis dan presentasi paper di kelas.

Setelah Sony menjadi dosen, Prof. Muby mengangkatnya sebagai asisten pada 1984. Belakangan posisi Sony menjadi masalah di fakultas. Ia diminta mundur tapi Muby justru yang membuat surat keterangan mundurnya Sony. Sebaliknya, Muby tetap minta Sony menjadi asistennya, dari awalnya asisten kelas sampai diangkat menjadi asisten pribadi dan dikenal sebagai akuntan kemiskinan.

Muby dikenal sebagai penggagas Ekonomi Pancasila dan Sony ikut terlibat dalam diskusi. Sampai ia menangkap ada sesuatu yang tidak sampai ditangkap publik dari pesan Muby, yaitu bahwa Ekonomi Pancasila hanya turunan dari gagasan dasar Muby yang dituangkan dalam buku Muby berjudul Ilmu Ekonomi, Ilmu Sosial, dan Keadilan yang sudah terbit lebih dulu sebelum gagasan Ekonomi Pancasila mencuat dan direvisi pada 1995 dengan judul Ekonomi dan Keadilan Sosial.

“Sebenarnya yang benerbener jadi risalah adalah buku Prof Muby ini. Ini pemicunya. Yang jadi motivasi beliau sampai pada bagaimana memperjuangkan keadilan yang kemudin jadi sistem ekonomi. Sumbernya dari adanya ketidakadilan sosial. Setiap paragraf Muby mengungkapkan kerisauan beliau pada ketidakadilan sosial,” terang Komisaris BNI yang juga kolektor ribuan kaset genre rock.