Soegeng Djojowirono Wafat, Sosok Teladan yang Sulit Dicontoh

999

Baca juga: Sukses Gelar Festival Indonesia, Dubes Wahid Diganjar Rekor MURI

Kala Nizam menjadi dosen muda, Soegeng saat itu menjabat sebagai Ketua Jurusan. Nizam ditugasi oleh Soegeng untuk menyiapkan program ekstensi di Teknik Sipil. Masih segar dalam ingatan Nozam dia dibekali Soegeng dengan notes cap monyet (waktu itu populer sekali), guna mencatat rencana kerja.

Nizam bersyukur dalam waktu kurang dari satu semester program ekstensi Teknik Sipil terbentuk dan berjalan.

Diungkapkan Nizam, sebelum menjadi Ketua Jurusan, Soegeng aktif di P2T (sekarang Direktorat Aset).

“Beliau sangat teliti dalam pengawasan pembangunan-pembangunan gedung di UGM, sesuai dengan mata kuliah yang beliau ampu, manajemen konstruksi,”

“Sebagai dosen muda, saya beberapa kali bersama beliau sebagai dosen pembimbing tugas akhir,”

Nizam bercerita bahwa, Soegeng selalu mencatat data dan proses pembimbingan mahasiswa dengan teliti di buku agendanya. Mulai dari nama, alamat, tanggal lahir, asal sekolah, nama orang tua, kapan mulai TA, judul TA, waktu bimbingan, target lulus, hingga mahasiswa betul-betul lulus.

Dikutip dari dokumen Arsip UGM, dosen purnakarya itu dulunya juga aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan KAGAMA. Salah satunya dia pernah ikut membangun Wisma KAGAMA pada 1987.

Soegeng yang lahir pada 21 Agustus 1930 itu, disemayamkan di rumah duka Bulaksumur B-17. Almarhum telah dimakamkan pada Sabtu (9/11/2019) siang di Makam Keluarga Sawitsari UGM. (Kinanthi)

Baca juga: UGM Tiada Henti Mengabdi ke Pelosok Negeri