Soal Pembangunan Desa Berkelanjutan, Rika Fatimah: Desa Bukanlah Sebuah Objek

1569

Baca juga: Warganya Dipercaya sebagai Wawalkot, Kagama Kaltim Siap Wujudkan Akselerasi Pembangunan di Samarinda

“Peran aktif akademisi selanjutnya sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian,” jelasnya.

Hal tersebut, kata Rika, mencakup delapan area yang terkait. Yakni magang, proyek di desa, mengajar di sekolah, pertukaran pelajar, penelitian, kegiatan wirausaha, proyek independen dan proyek kemanusiaan.

Menurut Rika, kegiatan tersebut harus dibimbing oleh dosen atau pengajar yang kompeten dan memiliki durasi maksimal dua semester dan minimal satu semester.

Di bidang Proyek di Desa dan Kegiatan Wirausaha, menurut Rika, keduanya memiliki kaitan erat dengan Pembangunan Berkelanjutan untuk Desa.

Proyek di Desa adalah proyek inovatif yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang ada di pedesaan atau masyarakat terpencil dalam membangun ekonomi, infrastruktur, dan hal lain yang diperlukan oleh desa tersebut.

“Masyarakat di desa bukanlah sebuah objek. Masyarakat berperan penting dalam menentukan apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh desa tersebut.”

“Keinginan dan kebutuhan desa lebih baik ditentukan melalui musyawarah mufakat dan tidak mengandalkan keputusan Kelurahan atau BUMDesa terkait.”

Baca juga: Berpotensi Untung Besar, Begini Kiat Berbisnis Tanaman Anggrek Ala Heni Indarwati

“Kemudian, mengenai Kegiatan Wirausaha, hal ini merupakan strategi yang dapat digabungkan dengan Proyek di Desa dalam hal Pembangunan Berkelanjutan untuk Desa.”

“Kegiatan Wirausaha di sini maksudnya adalah kegiatan dimana mahasiswa mengembangkan kegiatan usahanya secara mandiri,” papar Rika.

Mengenai Proyek di Desa dan Kegiatan Wirausaha, Rika mengenalkan mengenalkan istilah Sustainable (Village) Development Goals atau SVDGs.

SVDGs merupakan adaptasi dari program global SDGs yang terdapat elemen kelembagaan desa dinamis dan adaptif.

“Mengapa Proyek di Desa dan Kegiatan Wirausaha? Pertama, Indonesia didominasi oleh Gen Z dan Milenial sehingga perilaku pasar juga didominasi oleh kedua generasi tersebut. ”

“Oleh karena itu, program Kampus Merdeka mendorong kita untuk menciptakan lapangan kerja yang dekat dengan milenial atau Gen Z,” terang Rika.

Rika juga memberikan contoh beberapa praktik Program Kampus Merdeka dari UGM.

Baca juga: Kagama Pemalang Salurkan Bantuan 1.000 Bibit Kelapa kepada Kelompok Tani Desa Purana